Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hikmah Sebuah Perjalanan Lantas Kepincut Doa Terlarang Ustaz Yusuf Mansur

21 Juni 2017   05:44 Diperbarui: 21 Juni 2017   14:45 1992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yusuf Mansur dalam sebuah acara Spirit Nabi Sulaiman di TV (Dokumentasi Pribadi)

Ia nampak enggan menjawab disertai sejumlah alasan. Atau ia tengah puasa bicara banyak bersamaan puasa Ramadan ini. Kuduga, pelayan tokoh ini tengah malas. Senyum pun tidak. Jangan-jangan tengah mengalami pusing kepala karena tunjanga hari raya atau THR belum diperlolehnya.

“Ah, itu kan dugaanku saja. Jangan suudzon, lah!”

Kuperbaiki hati ini yang tengah rada ngelantur. Kalimat istighfar kuucapkan dalam hati. Nafas pun ditarik dalam-dalam seperti layaknya orang tengah senam tera. Dengan harapan, pikiran dan tingkah laku dapat terjaga dan dijauhkan dari pikiran negatif.

Lalu, kuperhatikan, isi rak buku toko ini tak terlihat koleksi buku baru. Kisah-kisah inspiratif dari perjalanan ibadah haji juga tergolong sedikit. Kuambil buku yang mengangkat kisah pesan dari langit, masih terbungkus pelastik transparan. Barang kali, buku ini bisa memberi manfaat. Niat kuat untuk membeli buku ini pun timbul.

Sayang, ketika hendak menuju depan kasir, langkah kaki terhenti. Kupandangi lagi sejumlah buku yang diletakan di atas meja bundar. Buku yang kuniatkan untuk dibeli akhirnya tak jadi. Batal.

“Ah, masih itu-itu saja bukunya. Bukan buku baru lagi. Stok lama,” kataku dalam hati.

Tak sengaja, mataku tertuju kepada sebuah buku warna biru, ukuran sekitar 20 x 10 Cm. Tebal. Tapi ketika diangkat terasa ringan. Judulnya pun boleh dibilang ‘eye catching’, punya daya pikat dan punya nilai jual.

Apa lagi pengarang bukunya ikut terpampang di sampul, yaitu Ust Yusuf Mansur. Tetangga, di kawasan Ketapang, Cipondoh, Tangerang, Banten.

Judul bukunya pun rada ngepop, “Doa-Doa Kunci Cina dan Kasih Sayang”. Di sampul halaman belakang, kubaca sederet kata cinta. Semua sub judul doa yang dikaitkan dengan cinta. Ada apa dengan cinta?

Karena sudah terbungkus pelastik transparan dengan kuat, jadi sulit mengetahui isinya. Dibuka, berarti membeli. Akhirnya, untuk mengobati rasa ingin tahu isi buku yang banyak mengagungkan kata cinta itu, buku kubeli.

Usai membayar ke kasir, dalam perjalanan ke kantor muncul dugaan, jangan-jangan buku yang baru kubeli tadi cuma ‘pepesan kosong’. Biasa, itu siasat pengarang mengangkat judul dengan kata-kata cinta dan kasih sayang dalam sampul depan. Maksudnya, agar orang tertarik dan segera membeli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun