Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal Ijab Kabul dalam Balutan Adat Sunda Islami

10 Mei 2017   13:07 Diperbarui: 10 Mei 2017   13:26 6805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Usai ijab kabul, Irfan Farabi Hayat dan Lulu Ruhulkamil memperoleh buku nikah

Sekitar lima menit kemudian, Bapak Upri kembali ke tempat semula. Duduk di depan meja pernikahan menghadap calon menantu, Irfan. Ruang meja pernikahan ini diatur apik, berkas yang sudah diperiksa penghulu diletakan di meja. Termasuk berkas pernikahan selain dua buku nikah (suami dan isteri) yang akan ditandatangani saksi nikah.

Dalam suasana hening, tiba-tiba MC mempersilahkan qori Bukhari Muslim melantunkan ayat suci Alquran disusul pembacaan sari tilawah oleh isterinya, Ny. Buhkari Muslim yang duduk berdampingan.

Usai pembacaan ayat suci Alquran, barulah acara puncak pernikahan dimulai. Bapak Upri dan Irfan pun bersalaman, setelah keduanya memaca kalimat syahadat dan istiqfar. Disusul kalimat nikah.

Begini kalimatnya: Saudara/Ananda Irfan Farabi Hayat S,S.Si bin Bahrul Hayat, PhD. Saya nikahkan dan saya kawinkan Engkau dengan Lulu Ruhulkamil S. Si binti Upri Suprianto dengan maskawinnya berupa 33 gram emas dan seperangkat shalat dibayar tunai.

Kemudian disambut kalimat qobul sang pengantin pria, Irfan Farabi Hayat dengan kalimat, Saya terima nikahnya dan kawinnya Lulu Ruhulhayat S.Si binti Upri Suprianto dengan maskawinnya yang tersebut tunai.

Beruntung pengantin pria tidak grogi atau gegap memaca ijab qobul tersebut. Teks kalimat kabul ada di lembaran ukuran kecil, sudah tersedia di atas meja. Tapi jika grogi, walau kalimatnya pendek, bisa saja penghulu minta diulang.

Setelah itu, Pak Upri menoleh ke arah penghulu dan disambut dengan kata syah. Para hadirin lalu menyambutnya dengan ucapan selamat: Barakallahu lakum wa baraka alaikum’ (mudah-mudahan Allah memberi kalian keberkahan dan melimpahkan atas kalian keberkahan).

Ucapan seperti itu penting ketika seseorang menghadiri pernikahan; sanak saudara, rekan atau pun sahabat. Sebab, doa tersebut sangat dianjurkan dibaca. Hal ini sejalan dengan perintah Rasulullah SAW (Hadis sahih riwayat Ibnu Abi Syaibah, Darimi, Nasa’i, Ibnu Majah, Ahmad).

Usai ijab kabul, dengan dipandu MC setempat, Pak Upri kembali berdiri dan melangkah keluar. Ia menjemput puterinya. Kermudian bapak dan puterinya itu berjalan beriringan bersama anggota keluarga menuju meja pernikahan, menjumpai pasangan hidupnya yang sah sebagai suami Irfan Farabi Hayat.

Tatkala rombongan pengantin wanita ini melangkah, qori Bukhari Muslim mengiringinya dengan shalawat Nabi Muhammad SAW. Suasana terlihat haru, gembira dengan sesekali terdengar doa agar mereka itu menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah.

Ijab kabul dalam Islam menduduki posisi penting lantaran menyangkut masa depan sepasang insan manusia dalam mengarungi rumah tangga. Karena itu, pada zaman dahulu dan bahkan hingga kini, para orang tua sangat hati-hati memilih hari pernikahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun