Mengenal Ijab Kabul Dalam Balutan Adat Sunda Islami
Artikel ini merupakan hasil liputan penulis pernikahan Irfan Farabi Hayat S.Si, putera Bahrul Hayat, PhD dengan Lulu Ruhulkamil S.Si, puteri Upri Suprianto yang dikemas dalam balutan Adat Sunda dengan corak Islami. Karena keterbatasan waktu, tentu paparannya tak lengkap. Namun penulis berharap para orang tua yang hendak menikahkan anaknya dapat memperoleh pemahaman sekelumit proses ijab kabul pernikahan adat Sunda yang Islami.
Bapak Upri Suprianto melangkah gagah ke arah kursi pernikahan dengan didahului membungkuk hormat ke arah KH Didin Hafiduddin, KH Muzamil Basyuni dan calon besan Bahrul Hayat. Ia tampil lebih tampan mengenakan jas kerah sanghai berwarna coklat, ikat kepala batik dihiasi pernik khas Sunda.
Jenis pakaian khas Sunda yang dikenakan Pak Upri ini juga dikenakan calon besan, diikuti dan disesuaikan dengan pakaian para isteri mereka hingga nampak serasi dan harmoni.
Ibu Estrelitta Soelaiman Hayat dan Iis Aisyah Hayati mengenakan pakaian kebaya khas Sunda dengan warga yang sama. Sementara kedua calon pengantin Irfan Frabi Hayat dan Lulu Ruhbulkamil mengenakan pakaian khas Sunda berwarna putih.
Lantas petugas protokol dari Wedding Organizer mengatur posisi calon pengantin pria dan penghulu di meja pernikahan.
Sedangkan saksi pernikahan KH Muzamil Basyuni diatur posisinya sedemikian rupa sehingga suasana pernikahan antara Lulu Ruhulkamil dengan Irfan Farabi Hayat itu berlangsung dalam suasana sakral dengan balutan adat Sunda Islami.
Qori Ustadz HM Bukhari Muslim dan pembaca sari tilawah ditempatkan tak jauh dari kedua mempelai. Para hadirin tamu undangan tenang sambil menikmati pemandangan tempat sang raja sehari duduk yang ditata apik dan menarik.
Sepasang replika senjata pusaka khas Sunda, Kujang dalam ukuran besar terbuat dari kayu ditempatkan di kiri dan kanan tempat dua keluarga duduk bersama pasangan pengantin. Di tempat ini, kedua keluarga: Bapak Bahrul Hayat dan Upri Suprianto menyatu menjadi keluarga besar yang diikat melalui pernikahan anak mereka.
Tepat Pukul 09.00 WIB, Sabtu (6/5/2017), Bapak Upri bersiap memimpin pembacaan ijab kabul dibawah bimbingan penghulu Eman Sulaiman dari KUA Ciomas, Bogor. Lantas MC Akad Nikah Tati Purusatama memberi isyarat kepada Bapak Upri agar menjumpai puterinya, Lulu Ruhulkamil terlebih dahulu.
Ia pun beranjak, berdiri dan melangkah keluar. Dan tak jauh dari pintu masuk ruang pernikahan, di situ sang ayah menanyakan tentang kesediaan dan keikhlasan untuk menikah dengan calon pasangan hidup yang menjadi pilihannya. Pernyataan Lulu ini didengarkan oleh para tamu undangan. Termasuk calon besan Bahrul Hayat dan calon pengantin pria Irfan Farabi Hayat.