"Mpok kan tahu, di sini ada Meriam Si Jagur. Orang Betawi pasti tahu meriam itu," ujar Bang Jali penuh semangat.
Lantas, Bang Jali nyerocos. Katanya, kalo Mpok Mumun ke Museum Fatahillah atau Museum Sejarah Jakarta di kawasan itu, ada mitos jika ada orang perempuan pengen punya anak dan menyentuh meriam si Jagur, bakal terkabul keinginannya.
Mpok harus tahu, meriam si Jagur adalah peningalan tentara Portugis untuk mempertahankan wilayahnya di Malaka. Sekitar tahun 1641, meriam tersebut berhasil direbut oleh Belanda dan dibawa ke Batavia.
Masih banyak lagi peninggalan sejarah di kawasan itu. Jadi, lanjut Bang Jali dalam obrolannya, kawasan gedung tua di situ harus dibuat cantik. Nyaman.
"Ini yang aye maksud, revitalisasi," kata Bang Jali.
"Oh, gitu bang," kata Mpok Mumun sambil melangkah ke dalam rumah, meninggalkan Bang Jali dan Kohar yang meneruskan obrolannya.
Tentang revitalisasi Kota Tua Jakarta itu, menurut Bang Jali, sangat penting. Alasannya, jangan sampai Bangsa Indonesia jadi orang pelupa akan sejarah.
"Jasmerah," kata Bang Jali kepada Kohar.
Jali pun terlihat makin bersemangat bercerita masa remaja. Ia ketika itu sering bermain di kawasan kota tua itu. Ketika bicara,ia sempat tersedak karena kopi yang diseruputnya terlalu depat disusul menghisap rokok merek kesayangannya.