Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bang Anwar Gatel Dapat Serangan Fajar

14 April 2017   09:44 Diperbarui: 14 April 2017   19:00 1134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, Penghitungan Suara Pilkada DKI putaran pertama di pinggir kota Jakarta

Tahun-tahun sebelumnya, Bang Anwar paling sering mendapat serangan fajar. Ia pun setelah mendapatkan uang atau sembako tak pernah berfikir apakah pemberian yang diterima itu halal atau haram. Legal atau ilegal adalah bidang lain. Jangan dicampuradukan dengan urusan kampung tengah. Eh, urusan perut maksudnya.

Dari tahun ke tahun, dalam pikiran Bang Anwar, Pilkada, Pilpres atau pemilihan anggota dewan mulai tingkat kota hingga provinsi tidak sepenuhnya kemenangan para kandidat ditentukan ketika berkampanye.

Kemenangan para kandidat juga tidak ditentukan manisnya tutur kata, janji manis. Banyak kandidat pandai menata kata dan menjanjikan "kue" manis setelah terpilih, tetapi - lihat saja pengalaman yang ada - hasilnya jeblok.

Juga kemenangan para kandidat tidak ditentukan isu agama. Biar para ustadz mengancam jemaahnya jika memilih orang kafir tidak dishalatkan ketika meninggal nanti, tetapi nyatanya yang dukung orang kafir pun tidak kalah banyak. Lihat sekarang, pada putaran kedua, partai Islam ikut gabung. Djarot pun tak dituduh kafir, kok.

"Biarin aje, orang sekampung bakal berdosa kalo gue mati nggak dishalatin," katanya.

Anies ketika berbicara dalam debat, tutur katanya manis. Nggak kalah hebat dengan gula jawa yang dijual di pasar tradisional atau swalayan. Pikir Bang Anwar, itu tidak menjamin dapat menarik warga Betawi untuk menjatuhkan pilihan kepada dirinya.

Anies yang berwajah Arab memang beda dengan Habib Rizieq. Perbedaannya terletak ketika bicara. Habib favoritnya Bang Anwar ini bicaranya rada keras. Lihat di media sosial, tuh.

Karena itu, bagi Bang Anwar, Ahok nggak perlu tuh bicara dengan nada tinggi ketika disinggung soal reklamasi pantai Jakarta. Kalo Anies menang pasti proyek itu dia yang terusin. Apa lagi kalo Ahok yang menang, proyek reklamasi juga bakal lebih banyak dapat dukungan warga Jakarta Utara.

"Dokunya gede sih," ungkap Bang Anwar sendirian, kaya orang gila kagetan.

Para saksi serius menghitung perolehan suara dari masing-masing kandidat
Para saksi serius menghitung perolehan suara dari masing-masing kandidat
"Percaya, deh. Semua pidato itu nggak ada artinya. Bagi gue, yang penting ada sesuatu yang bisa bermanfaat nyata. Nggak kenyang perut dengerin pidato. Nggak enak melototi orang pidato sambil mulut nganga, tapi perut nggak kenyang," ungkap Bang Anwar seorang diri di rumahnya yang sumpek dan sempit.

Lag-lagi berdasarkan pengalaman pada Pilkada dan pemilihan umum lainnya. Hasil Pilkada di Jakarta, pikir Bang Anwar siapa yang bakal menang akan ditentukan pada tiga hari menjelang pencoblosan. Tiga hari menjelang hari H pencoblosan itulah yang bisa jadi sebagai waktu menegangkan bagi tim sukses dan para kandidat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun