Fakta yang ada bahwa unyeng-unyeng dua dimaknai sebagai anak petakilan memang terbukti seperti yang dikatakan orang tua di kalangan etnis Jawa. Artinya, cucu saya, Al Fatih seperti itulah apa adanya yang saya ungkapkan. Jadi, bukan mitos.
Lantas, bagaimana karakter anak memiliki unyeng-unyeng dua ke depan. Apakah ketika dewasa nanti dapat berubah seiring proses pendidikan yang diterimanya. Saya, sepenuhnya menyerahkan kepada Allah, Tuhan YME. Tentu pula, sebagai kakek, terus mendoakan agar Al Fatih, sesuai dengan namanya, dapat menjadi anak saleh, bermanfaat bagi orang tua dan negara.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!