"Oh. Ya!" jawab sang dokter manggut-manggut.
Seorang dokter lain datang. Lantas ia menanyakan nomor kartu kesehatannya.
"Nomor kartu kesehatan bapak?" tanyanya.
"Cari, Doktor Raja. Pasti ada di file lemari itu," ujar Raja sambil menyatakan tidak tahu nomor kartunya.
*****
Dulu mereka boleh menyebut dirinya sebagai pesuruh di kantor itu. Hanya mengurusi bidang administratif, seperti membantu penyelesaian paspor pejabat yang hendak ke luar negeri. Mengurusi kepindahan pejabat, mengetikan surat dan mengantar dokumen dari satu tempat ke ruang kantor lainnya.
Dulu para pejabat itu boleh merendahkan diri Raja di hadapan orang banyak. Dulu, ketika Raja masih muda, boleh memerintah ini itu. Dulu apa saja boleh.
Dulu para pejabat itu boleh menghina, karena dirinya hanya sebagai bawahan. Posisi saat itu, sebagai bawahan, memang tidak menyenangkan.
Namun sekarang ini, setelah dilantik menjadi pejabat, Doktor Raja memiliki kebanggaan luar biasa. Kedudukannya sudah sejajar dengan para pejabat yang sebelumnya memandang dirinya dengan sebelah mata. Meminta fasilitas dan dukungan finansial pun seenaknya, tidak mengindahkan aturan.
"Saya ini doktor," katanya lagi ketika di tengah pembicaraannya yang demikian panjang.
Saat itu, tak satu pun ada yang menanyakan tentang gelar akademik Raja. Lagi pula sangat tidak punya relevansi pembicaraan obrolan ringan diselipkan bahwa dirinya memiliki gelar doktor. Sebab, orang banyak tahu bahwa Raja punya gelar doktor.