Raja terbengong. Kemudian di depan meja sang dosen, ia pun memungut lembaran-lembaran makalah yang bertebaran di lantai karena dibanting dosennya tadi. Dan, sambil berjongkok, Raja mengatakan, "Karena bodoh itulah, ya karena bodoh itulah, saya belajar dengan bapak,".
Raja berdiri di samping meja. Dosen pembimbingnya pun merangkul dan memeluknya sebagai tanda permintaan maaf atas kehilafannya membanting makalah milik Raja. Dia merasa terharu karena itu ia dipeluk seperti itu. Raja diperlakukan sebagai anak kecil yang ingin mendapatkan sebuah permen.
*****
Doktor Haji Bagus Raja Kahuripan M.Pd, begitu seharusnya gelar Raja ditulis lengkap. Tapi, belakangan Raja lebih senang dipanggil Doktor Raja.
"Pak doktor raja," begitu rekan-rekannya menyebut dia ketika bertemu atau berpapasan di jalan.
Raja pun melempar senyum. Sekedar basa-basi, ia menyelami orang yang menegurnya. Raja memang dikenal sebagai orang supel di kantornya. Juga mudah bergaul dengan berbagai lapisan di kantor. Celotehnya pun ngalor ngidul. Walau memiliki tubuh gemuk pendek, tetapi langkahnya cepat ketika berjalan. Kecepaan melangkah juga sama hebatnya dengan ketika ia berbicara dengan orang banyak.
"Kita bisa selesaikan. Semua bisa. Kalau dia begitu, itu sontoloyo namanya," kata Raja suatu ketika di hadapan orang banyak.
Pembicaraan Raja dengan gaya ceplas-ceplos itu kadang mengundang tawa lawan bicaranya. Ia tak sadar, lawan bicaranya tengah menganalisis ke arah mana ujung atau muara dari keseluruhan pembicaraan itu. Apa lagi, ketika berceloteh, selalu saja terselip dan diselipkan bahwa dirinya adalah seorang doktor.
"Tahu nggak saya sekarang dimana?" tanya Doktor Raja kepada seorang dokter Poliklinik di kantornya.
"Nggak tuh," jawab sang dokter di Poliklinik itu sekenanya.
"Saya sekarang tidak lagi di tempat lama. Sudah di tempat baru. Sebulan lalu, ganti dan pindah tempat. Saya Doktor Raja," kata Raja kepada dokter penjaga Poliklinik itu lagi.