Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Luka Sayapku, Lantas Lemas dan Stroke

18 Juni 2016   06:34 Diperbarui: 18 Juni 2016   17:15 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bangau hidup berkelompok dan banyak dijumpai di kawasan persawahan

“Alam disini harus dijaga, juragan!”.  

“Supaya wisatawan tertarik datang, binatang dan kelestariannya dijaga,” kata Koret sambil berjalan suatu saat.

“Ah, kau tahu apa tentang pelestarian alam. Biar itu para ahli yang bicara itu,” kata Songong dengan nada tinggi.

Setelah itu, Koret tak berani lagi memberi saran atau pun masukan kepada bosnya. Jauh sebelum Koret dimarahi Songong, Begis telah memperingatkan rekannya itu agar tidak memberi masukan kepada juragan dengan cara bertentangan dengan kegemarannya. Pokoknya, sampaikan laporan yang menggembirakan.

Jangan pula memperlihatkan kemahiran menembak buruan di atas kemampuan sang bos. Konsekuensi yang dapat diterima bila sang ajudan memberi masukan tidak tepat dan tidak membuahkan rasa gembira bagi Songong adalah pada berkurangnya penghasilan.

“Pokoknya, ABS saja,” kata Begis.

“Apa itu ABS?” tanya Koret.

“Ah, telmi kau. Telat mikir pula. Itu singkatan asal bapak senang,” jawab Begis menerangkan.

                                                *****

Songong marah besar mendapat laporan dari Bengis prihal papan pengumuman rencana membangun kawasan wisata alam dicabut warga. Soal kemarahan itu, memang Begis jauh sebelum melapor sudah memperhitungkan bahwa majikannya itu bakal marah besar. Tetapi untuk masalah ini wajib dilaporkan apa adanya. Sebab, menyangkut rencana jangka panjang. Lagi pula mendapat penolakan dari warga setempat.

Bengis bukan hanya melaporkan tentang pencabutan papan pengumuman rencana membangun kawasan wisata alam, tetapi juga alasan warga menolak kehadiran wisata tersebut. Karena itu, ketika menyampaikan laporan, Bengis sanga serius. Kata per kata disusunnya serapi mungkin sehingga duduk soalnya jelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun