Mohon tunggu...
Edy Suhardono
Edy Suhardono Mohon Tunggu... Psikolog - Psychologist, Assessor, Researcher

Direktur IISA Assessment Consultancy and Research Centre, Surabaya.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Analisis Psikologis Dampak Pemecatan

18 Desember 2024   23:20 Diperbarui: 19 Desember 2024   20:57 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemecatan dapat memicu dampak emosional yang mendalam bagi individu yang dipecat maupun pihak yang memecat.

Proses ini sering kali menyebabkan stres dan kecemasan yang berat, yang berpotensi berlanjut dalam jangka panjang. Menurut McKee-Ryan et al. (2005), individu yang dipecat berisiko mengalami gangguan emosional yang serius, termasuk depresi.

Banyak orang mengidentifikasi diri mereka melalui profesi mereka, sehingga kehilangan pekerjaan berpotensi menyebabkan krisis identitas.

Dalam hal ini, individu yang dipecat dapat mengalami penurunan harga diri yang signifikan. Price et al. (1998) menemukan bahwa individu tersebut sering merasa kehilangan arah dan tujuan hidup setelah pemecatan.

Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh pemecatan juga menghimpit individu dalam mencari pekerjaan baru. Pappas (2020) menunjukkan bahwa individu yang dipecat terkadang merasa bingung dalam merencanakan langkah berikutnya, sehingga hilangnya rasa kontrol dapat mengganggu kehidupan sosial mereka. Isolasi sosial yang muncul akibat kehilangan komunitas kerja semakin memperburuk kondisi psikologis, sehingga menegaskan perlunya dukungan sosial dalam menghadapi situasi ini.

Dengan demikian, pemecatan tidak hanya berdampak pada individu yang kehilangan pekerjaan, tetapi juga menciptakan efek domino yang mempengaruhi lingkungan sosial dan emosional di sekitar mereka. Penting bagi organisasi untuk memahami dan mengelola dampak ini dengan empati, serta menyediakan dukungan yang diperlukan bagi mereka yang terlibat.

Tantangan Kepemimpinan dan Moral Anggota

Di sisi lain, pemecatan tidak hanya berdampak pada individu yang dipecat, tetapi juga pada pihak yang memutuskan untuk memecat.

Bagi banyak pemimpin, mengambil keputusan untuk memecat karyawan adalah langkah yang berat, sering kali disertai rasa bersalah. Penelitian oleh Gao et al. (2023) menunjukkan bahwa manajer dapat mengalami kecemasan dan rasa bersalah pasca pemecatan, yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis mereka sendiri.

Ketegangan dalam tim bisa meningkat setelah pemecatan, dan dampaknya meluas ke dinamika sosial di tempat kerja. Penelitian oleh Hall (2023) mengindikasikan bahwa pemecatan dapat menciptakan ketidakpastian di antara karyawan yang tersisa, merusak moral dan produktivitas mereka. Keberhasilan dalam mengelola dampak ini memerlukan narasi yang tepat untuk menjelaskan keputusan pemecatan kepada tim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun