“Bima adalah urusanku, buku urusan Belanda”
Belanda membuat jebakan dengan menuduh membunuh bibinya permaisuri Sultan Dompu Abdul Rasul pada saat Sultan Jamaluddin mengunjungi kesultanan Dompu tahun 1693. Sultan Jamaluddin diadili dan ditawan selama dua tahun di Benteng Fort Rotterdam Makassar, kemudian ditahan di Batavia tahun 1695. Dia meninggal di penjara Batavia pada tanggal 6 juli 1969 dan dimakamkan di Tanjung Periok, penjara itu sekarang menjadi Museum Kota tua Jakarta. Tiga tahun kemudian kabar kematian Jamaluddin diketahui oleh istana Bima, kerangka jenazahnya dibawa kembali ke Bima dan dimakamkan di samping makam ayah dan kakeknya Abdul Khair Sirajuddin di pemakaman tolo Bali Bima. Sultan Jamaluddin dibri gelar Ma Wa’a Romo atau yang fasih berbicara.
Sultan Hasanuddin Muhammad Syah ( Sultan Bima V, 1696-1731 M )
Sultan Hasanuddin lahir di Bima pada tanggal 22 zulhijah 1100 H ( 7 september 1689 ). Selama masa pemerintahannya Sultan Hasanuddin telah mampu mewujudkan cita-cita mempertahankan kemerdekaan rakyat dan negrinya ,bima tetap berperan sebagai pusat perdagangan bebas dan penyiaran agama islam di wilayah nusantara timur, selain tetap berperan sebagai sultan yang menantang belanda, hasanudin juga telah berhasil mengadakan pembaruhuan pada struktur dan organisasi pemerintah, di bidang agama ia telah berhasil menyebarluaskan syair islam di daerah-daerah taklukannya.
pendekatan seni budaya, hasanuddin wafat pada tanggal 23 januari 1731 M, Jenazahnya di makam kan di dana Taraha sebelah Timur makam Sultan bima Ke-16 H. Ferry zulkarnain, ST. Setelah wafat diberi gelar Ma Wa`a bou (pembawa pembaharuan ).
6. Sultan Alauddin Muhammad Syah ( Sultan Bima Vl, 1731-1748 M )
Sultan Alauddin lahir di Bima pada tahun 1121 H atau tahun 1707 M, pada masa pemerintahannya mushaf al-quraan La Lino ditulis, warisan dari abad 18 M itu menjadi koleksi museum Baitul Quràn Taman mini Indonesia indah Jakarta la lino di tulis oleh syekh Subuh, seorang imam mesjid Kesultanan Bima Sekaligus guru dari Sultan Alauddin ,sultan Alauddin meletakan jabatan, menikah dengan gadis daha dan bermukim di daha Dompu. Menurut BO Sangaji Kai Alauddin wafat pada 27 Mei 1748 dan di makamkan di daha dompu,beliau di beri gelar manuru daha (Sultan yang tinggal dan wafat di daha)
7. Sultan Komalasyah ( Sultanah Bima, Vll 1748-1751 M )
Sulatanah Komalasyah lahir di Bima pada tanggal 27 April 1728 M. Nama diri atau nama sebenarnya adalah( kumala ) tetapi karena memegang jabatan sebagai ( Bumi Pertiga ) maka populer dengan panggilan ( Kumala Bumi pertiga ) Komalasyah adalah putri dari Sultan Alauddin Dengan permaisurynya Karaeng Tana Sanga Mamuncaragi.Setelah dewasa menikah dengan Abdul Kudus Sultan Makasar dan Di karuniai anak bernama Usman atau amas madina. Komalasyah mengambil alih kekuasaan ketika Abdul qadim yang di lantik majelis hadat masih kecil dan diwaliakan oleh perdana mentri abdul Ali. Komalasyah tidak senang dengan krprmimpinan Abdul Ali yang di nilainya berkerja sama dengan Belanda. Pada tanggal 28 Juni 1751 Belanda berhasil menawan Komalasyah bersama anaknya Amas Madina ( Batara Gowa ll ) dan di buang ke batavia kemudian di buang ke ceytan Sri lanka, Komalasyah Meninggal di pengasingan pada tahun 1753
8. Sultan Abdul Qadim ( Sultan Bima Vlll, 1751-1773 M )
Sultan Abdul Qadim lahir di bima pada tanggal 18 Muharam 1149 H tahun 1729 M pada tanggal 29 juni 1751 kakaya komalasyah lalu di berhentikan ( Afgejel ) dari sultanah, (Abdul Tayib, BA : 221) Terhitung sejak tahun 1751 , Sultan Abdul Qadim secara efektif kembali memimpin kesultanan Bima hingga tahun 1773, dimasa pemerintahannya Abdul Qadim membuat undang-undang bandar bima sehingga bima tampil sebagai pusat perdagangan di Nusantara timur, Abdul Qadim juga mendirikan Mesjid kesultanan Bima pada tahun 1737 M, yang kini di beri nama mesjid Sultan Muhammad Salahudin . Abdul Qadim Wafat Pada tanggal 31 agustus 1773 M, dan di makamkan di kompleks pemakaman kesultanan bima di sebelah barat mesjid Sultan Muhammad Salahuddin Kota Bima Abdul Qadim di beri gelar ma waà taho ( Berperangai Baik ).