Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pekerja swasta dibidang teknik sipil, tinggal di daerah Depok, sangat suka menulis...apalagi kalau banyak waktunya, lahir di Jakarta (1960), suka sekali memberikan komentar, suka jalan-jalan....jalan kaki lho, naik gunung, berlayar....dan suka sekali belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Panggilan Telepon

24 Desember 2011   03:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:49 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Ma’af, apakah ini dengan nak Ryan?”

“Iya, benar, bu! Ini dengan Ibu siapa ya?”

“Ini dengan ibunya Jaka.. Kamu kenal Jaka, kan? Teman lama kamu yang sudah lama tidak bertemu?”

“Oh iya, bu. Ada apa, ya bu?”

“Begini nak Ryan, maaf ibu baru dapat alamat dan nomor telepon ini tadi malam. Ada wasiat dari Jaka sebelum ia meninggal sepuluh hari yang lalu. Katanya ia punya sesuatu untuk kamu. Tapi ibu tak mau membukanya. Apakah nak Ryan. mau kemari?”

Setelah selesai menjawab suara pangilan telepon itupun, aku baru sadar apa yang telah terjadi. Aku langsung duduk lemas dan tak dapat berkata-kata lagi.-

(Pondok Petir, 23 Desember 2011)

___________________________________________________

DESA RANGKAT menawarkan kesederhanaan cinta untuk anda, datang, bergabung dan berinteraksilah bersama kami (Klik logo kami)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun