"Kalau sudah tidak cocok, orang pergerakan memilih mundur dari jabatannya. Itulah yang dilakukan Hatta saat mundur sebagai Wapres. Jadi, Soekarno, Sjahrir, Natsir, Hamka, dan banyak pejuang kita adalah para tokoh pergerakan. Mereka bukan aktivis. Catat itu," katanya.
Mundur atau dimundurkan adalah konsekwensi dari sikap komit dan konsisten pada nilai-nilai kebenaran. Itulah sebabnya RR harus terpental dari jabatannya sebagai Menko Maritim dan Sumber Daya karena menentang reklamasi Teluk Jakarta. Hasil kajian tim lintas sektoral yang dibentuknya menunjukkan reklamasi menyebabkan kerusakan lingkungan, membahayakan proyek-proyek vital (PLTU, kabel bawah laut, jaringan pipa bawah laut), serta mencerabut hidup dan penghidupan nelayan.
Sikap ini pula yang membuat dia berkali-kali terhalang masuk lingkar kekuasaan. Padahal, sebelumnya Presiden SBY sudah menjanjikan jabatan di jajaran kabinetnya. RR batal masuk karena sikapnya selama ini yang konsisten memperjuangkan sistem ekonomi konsistitusi versi UUD 1945 sebelum diobrak-abrik secara serampangan oleh beberapa kali amandemen. Â Dia menentang sistem ekonomi neolib dan hegemoni IMF, Bank Dunia, dan ADB. Dia juga galak melawan praktik KKN yang dilakukan para Pengpeng, alias penguasa sekaligus merangkap sebagai pengusaha. (*)
Jakarta, 29 Januari 2018
Edy Mulyadi, Direktur Program Centgre for Economic and Democracy Stud ies (CEDeS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H