Jadi, kalau saya berkali-kali menulis tentang Sri Mulyani, itu jauh dari masalah personal. Saya hanya mengkritisi berbagai kebijakan neolib yang dipaksakannya secara ugal-ugalan untuk Indonesia. Saya tidak ingin, rakyat negeri ini menjadi seperti ayam mati di lumbung padi karena para pejabat publiknya salah urus perkara ekonomi.
Tapi jika, katakanlah; jika, Sri masih tetap ada di kabinet sampai pemerintahan Jokowi berakhir, itu sepenuhnya memang hak prerogratif Presiden. Tapi, saya tidak ingin ke depan, persoalan ekonomi Indonesia diserahkan kepada para pejuang neolib, yang antara lain, ya Sri Mulyani Indrawati itu... (*)
Jakarta, 18 Agustus 2017
Edy Mulyadi, Direktur Program Centre for economic and Democracy Studies (CEDeS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H