Ngeri, membayangkan bakal porak-porandanya industri crumb rubber nasional. Ujung-ujungnya, Indonesia sebagai penghasil karet alam terbesar kedua setelah Thailand pun akan tersungkur. Padahal, asal tahu saja, sebagian besar karet alam Indonesia dihasilkan oleh petani kecil dengan luas lahan tidak seberapa. Bisa ditebak, nasib petani yang dihimpit hancurnya harga yang berkepanjangan, akan makin terpuruk.
Semua bencana itu sejatinya bisa dicegah, kalau saja Pemerintah tidak gegabah dalam menerbitkan beleid. Sayang sekali, kehati-hatian dan keberpihakan pada merah putih tampaknya sudah jadi barang langka di kalangan pejabat publik kita. Hasilnya lahirlah kebijakan amburadul yang menyusahkan pengusaha dan petani lokal. Akibat sesat pikir industri nasional jadi afkir. (*)
Â
Â
Jakarta, 24 Februari 2016
Edy Mulyadi, Direktur Program Centre for Economic and Democracy Studies (CEDeS)
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H