Mohon tunggu...
edy mulyadi
edy mulyadi Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis, Media Trainer,Konsultan/Praktisi PR

masih jadi jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Money

Revaluasi Aset Melejitkan Pemulihan Ekonomi dan Korporasi

28 Oktober 2015   21:26 Diperbarui: 28 Oktober 2015   21:26 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Hebatnya lagi, mereka akan rajin jualan ke dalam dan luar negeri tentang perusahaan yang bersangkutan khususnya, dan Indonesia pada umumnya. Nyanyian yang mereka senandungkan pastilah bernada indah dan merdu.

Sampai  di sini, Indonesia memperoleh promosi ‘gratis plus-plus’. Sudah gratis, pakai plus-plus pula. Maksud saya, kalau yang berceloteh tentang potensi dan iming-iming investasi adalah para pejabat, belum tentu calon investor percaya. Sebabnya Anda tahulah... Tapi karena yang berpromosi adalah sesama swasta, tingkat kepercayaan calon investor bisa dipastikan lebih tinggi. Inilah yang dimaksud dengan plus-plus tadi.

So, sebaiknya  perusahaan swasta maupun BUMN kita benar-benar memanfaatkan relaksasi pajak terkait revaluasi aset ini. Makin cepat dilakukan, makin kecil pajak yang harus dibayar. Makin besar insentifnya. Pemerintah sendiri berharap bisa meraup pajak sekitar Rp10 triliun dari sini.

Itulah sebabnya tidak mengherankan bila sejumlah perusahaan besar segera melakukan persiapan ini itu untuk merevaluasi aset-asetnya. Mereka mulai berburu appraisal, akuntan, notaris, konsultan pajak, dan sederet profesi terkait lainnya. Jika revaluasi bisa dikebut selesai sebelum 2015 berakhir,  mereka cukup membayar pajak 3% saja.

Dengan begitu banyak manfaat revaluasi aset, Rizal Ramli berharap perusahaan kecil dan menengah juga ikut menikmati. Revaluasi aset juga bisa menjadi jawaban dari tergerogotinya modal akibat melunglainya rupiah atas dolar beberapa waktu silam. Dengan revaluasi, perusahaan kecil dan menengah pun bisa meningkatkan nilai aset dan mendongkrak permodalan. Kalau sudah begitu, mereka pun  bisa lebih mudah menggaet dana untuk menggelindingkan usaha agar lebih kencang.

Ayo, tunggu apa lagi? (*)

Jakarta, 28 Oktober 2015

 

Edy Mulyadi, Direktur Program Centre for Economic and Democracy Studies (CEDeS)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun