Mohon tunggu...
Edy Sutriono
Edy Sutriono Mohon Tunggu... Ilmuwan - The author of public and fiscal economic fields

Edy Sutriono,S.E.,M.M.,M.S.E. is the author of public and fiscal economic fields in the daily mass media both nationally and locally, Riau Islands, including Republika, Detik.com, Tanjungpinang Pos, Batam Pos, Batam Today, Radar Kepri and Harian Kepri. He also wrote journals and studies, including in the BPPK Journal, Ministry of Finance of the Republic of Indonesia. His writing on "Central and Regional Financial Balancing (Special Physical Allocation Funds)" earned him an award as an innovative writing in 2018. In his daily life, this graduate of the University of Indonesia Bachelor of Economics and Masters Degree in Economics from the University of Indonesia with cum laude title, worked as an ASN at the Regional Office of the Directorate General of Treasury of Riau Islands Province as Head of PPA II. You can contact him at edysutriono1971 (at) gmail (dot) com.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Stunting dan Bagaimana Dana Desa Jadi Solusi

24 September 2019   07:48 Diperbarui: 24 September 2019   08:05 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Stunting di sini bukanlah stunt (man) seperti peran Jackie Chan atau Arnold Schwarzenegger yang secara berani melakukan sendiri adegan berbahaya dalam film Project A dan Commando. Stunting dalam ulasan ini berarti pendek, kerdil atau terhentinya pertumbuhan.

Sebagian dari kita mungkin masih merasa asing mendengar istilah stunting. Stunting adalah sebuah kondisi tinggi badan seseorang ternyata lebih pendek dibandingkan tinggi badan orang lain pada umumnya (seusianya) atau dengan kata lain mengalami kekerdilan. 

Penyebab kekerdilan adalah kekurangan asupan gizi orang tersebut sejak dari janin/bayi dalam kandungan dan pada masa awal lahir dan dapat dikatakan gagal tumbuh masa balita. Keadaan stunting baru nampak setelah anak berusia 2 (dua) tahun. 

Dampak Buruk Stunting

Lebih jauh menurut Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) menyebutkan bahwa penyebab anak mengalami kekerdilan tersebut antara lain (1) faktor gizi buruk yang dialami ibu hamil dan anak usia balita; (2) kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang kesehatan dan gizi, baik saat sebelum dan masa kehamilan maupun setelah melahirkan; (3) terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan sebelum dan sesudah melahirkan serta pembelajaran dini yang berkualitas; (4) kurangnya akses ke makanan bergizi; (5) kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi. 

Dari sisi fisik dan kualitas sumber daya manusia, stunting dapat berdampak buruk yang akan menurunkan kualitas, produktivitas dan daya saing bangsa. Dalam jangka pendek mengakibatkan terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh.

Sedangkan jangka panjang dapat menurunkan kemampuan kognitif dan prestasi belajar (IQ), produktivitas kerja, menurunkan kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan resiko tinggi untuk munculnya berbagai macam penyakit dan disabilitas pada usia tua serta memperpendek usia manusia. Anehnya, stunting tidak hanya terjadi kepada masyarakat berpenghasilan rendah, tapi juga masyarakat menengah ke atas.

Sementara itu dari sudut pandang ekonomi, stunting dapat menurunkan produktivitas pasar tenaga kerja dan bermuara kepada pelambatan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, stunting juga dapat berkontribusi pada melebarnya kesenjangan dan juga menyebabkan kemiskinan antar-generasi. 

Logikanya sudah barang tentu dengan kondisi SDM (tenaga kerja) yang 'kurang gizi', loyo, malas, bagaimana mungkin akan kreatif dan produktif. Kondisi tersebut berakibat upah pekerja dihargai dengan sangat rendah dan akan berakumulasi menghilangkan potensi pendapatan nasional. Yah, akankah sejauh itu dampak stunting terhadap perekonomian? Mari kita simak.

Stunting di Indonesia dan Kepri

Melihat dampaknya yang buruk, luas dan jangka panjang, stunting  yang sering kita anggap hal yang lumrah, ternyata tidak dapat dianggap  angin lalu dan disepelekan. Indonesia menduduki peringkat kelima yang masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak serius terhadap   kualitas sumber daya manusia ditunjukkan dengan masih besarnya angka stunting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun