[caption caption="Pelita gulita tetua"]Berkumpul para tetua..
Beberapa lelaki senja dengan sarung yang tergulung mendekati lututnya yang keriput, dan legam oleh matahari.
Ada juga wanita senja, dengan dasternya yang lusuh dengan sedikit robek di lengannya.
Beberapa anak-anak pagi duduk bergerombol dengan mainan yang tidak utuh di tangannya.
Â
Sama berkumpul di sebuah ruang rumah bertiang tinggi..
Sebuah peristiwa yang kelak jadi sejarah..
Â
Seorang pemuda siang, di keluarga itu mulai berbicara..
Â
"Sudah kuputuskan..besok akan ke tanah rantau, untuk sekolah! "
Â
Serentak tetua menjawab
"Alhamdulillah"Â
Â
Seorang wanita senja bertanya
"Kamu punya uang?"
Â
Menjawab pemuda siang
"Aku tak punya uang"
Â
***HENING
Setenang lampu pelita yang mengacuhkan angin
Sepekat hati para tetua dalam gulita
Â
"Aku tak bermaksud meminta uang, aku hanya meminta Doa"
Pemuda siang berucap lirih, kepalanya tertunduk air matanya menetes.
Â
Berucap para tetua..
Â
Berangkatlah engkau, wahai pemuda siang..
Senjamu masih lama
Bawakan kami Matahari dari rantaumu..
Tapi jangan di curi..
Jangan di tipu..
Jangan menyerah..
Bungkus ia dengan keringatmu
Â
Bersuratlah kemari bila engkau lapar
Atau kekurangan sesuatu
Akan..
Kami kirimi engkau doa.
Â
Doa berbungkus air mata.
Â
        ***
Â
___________________________________________
Ilustrasi: www.pinterest.com
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H