Tak lengkap rasanya jika ke Kabupaten Sinjai, tanpa mencicipi kelezatan durian monthong. Durian yang satu ini memiliki perbedaan dari jenis durian pada umumnya, yaitu memiliki ukuran "Jumbo" hingga belasan kilogram perbuahnya.
Selain ukurannya yang jumbo, daging buahnya sangat tebal perbijinya dan manis legit jarang memiliki biji. Kalaupun ada bijinya, itu pun kempes.
Tanaman hortikultura ini memang banyak dibudidayakan masyarakat di Kecamatan Tellu Limpoe, yang memiliki daratan tinggi serta didukung oleh iklim yang sejuk di daerah tersebut.
Di Kelurahan Mannanti misalnya, terdapat perkebunan usaha agribisnis Ikhtiar yang membudidayakan durian monthong di wilayah itu . Sayangnya, si pemilik usaha tersebut, Gunawan Makkarateng, tak berada di kediamannya.
Salah seorang warga Kelurahan Mannanti, Ridwan menceritakan, budidaya durian di Mannanti sendiri dimulai pada awal 1980-an. Dalam budidaya durian itu sendiri, kata dia, memang membutuhkan perawatan ekstra. Pasalnya, tanaman ini rentang terhadap serangan hama penyakit.
"Tanaman durian monthong sendiri memang mudah kena hama penyakit, sehingga dibutuhkan pemeliharaan yang intensif,"ujar dia.
Tak jauh dari Kelurahan Mannanti, Di Desa Kalobba, Kecamatan Tellu Limpoe, salah seorang pengelola kebun durian monthong, Andi Aksan Anmar, mengatakan, ia mengelola lahan milik mertuanya, Ir Zainuddin Daeng Maupa.
Dari 13 hektare kebun durian monthong, hanya untuk saat ini pengembangannya hanya satu hektare yang sudah berproduksi untuk tanaman yang sudah berumur 7 tahun. Sedangkan, 12 hektare sisanya untuk pengembangan dengan rencana 3 penanaman ribu pohon durian monthong.
Dia menceritakan, tujuh tahun silam ia memulai membudidayakan tanaman hortikultura itu. Tiga tahun belakangan ini, durian monthong sudah berproduksi. "Hasil optimal setiap panen yaitu menghasilkan hasil 40 ton sekali panen. Hasil itu, jika didukung cuaca dan gangguan hama penyakit diminimalisir,"jelasnya, Minggu Kemarin.
Kendalikan Hama Penganggu Tanpa Pestisida
Budidaya durian monthong memang membutuhkan perhatian ekstra dari pembudidayanya. Pasalnya, tanaman hortikultura ini mudah terserang hama dan penyakit. Andi Aksan Anmar, pembudidaya durian monthong di Desa Kalobba, Kecamatan Tellu. Limpoe, melakukan pengendalian hama penganggu tanaman itu dengan cara alami, tanpa pestisida.
Durian monthong sendiri berasal dari Thailand. Buah ini pun mendapatkan julukan si bantal emas (golden pillow). Julukan itu disematkan pada durian monthong, karena dagingnya seperti "bantal" serta daging buahnya berwarna kuning keemasan.
Menurut Andi Aksan Anmar, durian montong baru mulai berbuah rata-rata pada usia lima tahun masa tanam atau lebih.
Dia menceritakan awal mula ia membudidayakan durian monthong di lahan mertuanya, Ir Zainuddin Daeng Maupa, tersebut, diawali dengan membeli biji durian hutan atau durian biasa yang kemudian diseleksi dan ditanam.
Dia menambahkan, setelah tumbuh 3 sampai 5 bulan dilakukan okulasi atau sambung pucuk dengan batang atas pohon durian montong.
"Sambung pucuk itu, tujuannya agar tanaman kuat dan buah yang unggul, karena tanaman durian hutan tahan akan hama penyakit, sedangkan monthong mengasilkan buah yang unggul,"jelasnya, Minggu, 9 Maret.
Walaupun demikian, durian monthong pun ini rentang terhadap serangan hama penggerek buah.
Aksan melakukan pengendalian hama penyerang tanaman itu, tanpa menggunakan pestisida, tetapi dengan cara alami, yakni membuat sarang semut.
Pengendalian hama secara alami itu dengan menggunakan semut , sebagai pencegah perkembang biakan hama penganggu tanaman, dengan cara dedaunan kering dan sisa dapur rumah tangga di taruh di pohon.
"Dengan cara itu maka semut pun senang berada di sarang yang dibuatkan tersebut,"ujarnya.
Keberadaan semut itulah, jelasnya, dapat mengendalikan perkembangbiakan hama penganggu pada pohon durian monthong.
"Hama penyerang durian monthong itu, seperti lalat buah serta kumbang penggerek buah yang menganggu budidaya tanaman hortikultura ini,"ujarnya.
Selain kendala hama penyerang tanaman, dalam budidaya durian monthong ini juga dibutuhkan ketersediaan air.
Ia pun berharap instansi terkait dapat memberikan bantuan untuk memaksimalkan produksi budidaya durian itu, dengan menghadirkan sumur bor dalam.
Sementara itu, salah seorang warga Kelurahan Mannanti, Ridwan mengatakan, durian monthong saat dibudidayakan memang mudah terserang hama dan penyakit penganggu. Dia juga berharap, agar ada tenaga pendamping, misalnya dari Petugas Penyuluh Lapangan yang bisa memberikan penyuluhan terkait budidaya durian monthong itu sendiri.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulsel, Lutfi Halide, dalam kunjungannya belum lama di Desa Kalobba mengatakan, potensi durian monthong yang dibudidayakan di Kabupaten Sinjai salah satu komoditi unggulan di Sulsel. "Durian monthong memiliki potensi besar untuk ekspor,"jelasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H