Mohon tunggu...
Edwison Setya Firmana
Edwison Setya Firmana Mohon Tunggu... Administrasi - as simple as es puter

belajar berbagi lewat tulisan dan gambar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dialektika Dian Sastro dan Nadya Valerie: RUU KUHP di Mata Dua Perempuan (dan Kita Semua)

30 September 2019   11:23 Diperbarui: 18 April 2020   21:50 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lalu dari mana saya dapat peroleh pencerahan kenapa RUU KUHP itu buruk? Harapan harusnya datang dari mahasiswa yang melakukan demonstrasi. 

Tapi sayangnya belasan Ketua BEM dan puluhan ribu mahasiswa yang berdemo itu tidak ada satu pun yang menulis kegelisahannya. Saya hanya mendapatkan link berita berisi penjelasan mereka di berbagai berita dan talkshow yang celakanya persis dengan meme yang beredar: perempuan yang pulang kerja akan dipenjara, gelandangan dipenjara, ayam masuk halaman orang akan dipidana, dan sejenisnya. Ini menggelikan sekaligus menyedihkan. Kalau kisruh tentang KUHP dibahas dengan cara begini, lalu kita netizen awam mau dapat apa?

Tepat hari Sabtu (28/09) pun saya mendapat sedikit angin segar dari dunia medsos. Seorang perempuan bernama Nadya Valerie di instastorynya menjelaskan pandangannya tentang RUU KUHP. 

Nana, panggilan Nadya Valerie (akun IG Nadya Valerie: @nadyavalerie), menjelaskan secara ringkas hal-hal yang dianggap kontroversial dan dijadikan meme: aborsi korban perkosaan, kumpul kebo, perempuan di jam 10 malam, ayam dan denda, suami memperkosa istri, gelandangan dipenjara, presiden nggak boleh dikritik, dan hukuman untuk koruptor. 

Bahkan Nana memberi kita wawasan tentang sejarah KUHP, besaran hukuman, bagaimana melihat kasus, dan prinsip-prinsip keadilan.

Lalu apa faedah dari keisengan saya mengamati Dian dan Nana? Begini, saya melihat bagaimana Dian, Nana, dan kita semua berdialektika. Masalah sesungguhnya sederhana: Pemerintah dan DPR sedang membahas RUU KUHP. Lalu sebagian masyarakat menolak karena RUU itu dianggap ngaco. Di mana ngaconya? Berikut ini adalah grafis dari sumber asli tentang sepuluh pasar kontroversial yang dipos oleh pengguna instagram dan dipos ulang oleh Dian Sastro.

Bila Dian Sastro mempos gambar tersebut, artinya Dian yang S1 Filsafat dan S2 Ekonomi di Kampus Depok itu setuju terhadap isi pemikirannya. Masalahnya, benarkah isi pos tersebut? 

Benarkah kalau kita pelihara ayam dan masuk kebun orang akan didenda 10 juta? Benarkah hidup menggelandang didenda 1 juta? Benarkah suami perkosa istri dipenjara 12 tahun? 

Benarkah kumpul kebo dipenjara 6 bulan? Benarkah mengritik presiden dipenjara 6 bulan? Cinta tampaknya setuju bahwa hal-hal tersebut di atas sangat aneh untuk diundangkan.

Dan bukankah sebagian kita juga beranggapan sama seperti Dian? Kita menganggap lucu Undang-undang mengatur ayam. Kita menganggap Presiden Jokowi anti kritik. Kita mempermasalahkan negara yang memenjarakan suami yang memaksa istrinya untuk ngeue.

Selama satu minggu pun saya menanti penjelasan yang komprehensif dan jernih tentang RUU ini. Bahkan dari pihak mahasiswa pun, saya belum menemukan satu kali pun penjelasan yang cukup intelek tentang hal-hal yang mereka kritisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun