Embolisasi dilakukan dengan memasukkan kateter melalui pembuluh darah arteri. Setelah  tiba di pembuluh darah yang hendak disumbat, akan dikeluarkan zat atau semacam balon untuk menyumbat pembuluh darah tersebut. Umumnya prosedur ini dilakukan selama satu hingga beberapa jam.
Tindakan Angiografi dan Embolisasi dilakukan oleh Dr. Pierre dan Dr. Robert di National University Hospital (NUH), Singapura, sebagai rumah sakit milik pemerintah Singapura.
Saya di bius total saat akan dilakukan Angiografi dan langsung di Embolisasi. Saya hanya bisa di Embolisasi karena pendarahan saya terletak di otak kecil.
Setelah di Embolisasi saya tetap rutin kontrol ke Singapura, bertemu dengan Dr. Pierre.
Pelajaran Matematika tetap menjadi favorit saya walaupun setelah mengalami stroke. Selain mengikuti semua senam dan olahraga di sekolah, termasuk berlari, saya juga rutin fisioterapi dan olahraga berenang. Saya mengikuti klub renang. Empat gaya renang bisa saya lakukan. Saya juga tetap bisa bersepeda roda dua.
Januari 1993, Papa di mutasi lagi oleh perusahaan ke Medan. Saat itu saya bersekolah di SMP Negeri 1, Samarinda. Kebetulan dari Medan ke Singapura jaraknya lebih dekat. Waktu melanjutkan sekolah di SMP St. Thomas 1, Medan, saya masih rutin kontrol ke Singapura. Dan waktu akhir sekolah di SMA St. Thomas 2 tidak kontrol lagi, karena selama rutin kontrol kondisi saya baik-baik saja.
Dan ternyata stroke yang saya alami dari tahun 1988 belum berakhir...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H