Mohon tunggu...
Edwin Gusani
Edwin Gusani Mohon Tunggu... Freelancer - Hamba, Pengelana, Football Enthusiast

"Iman tanpa ilmu bagaikan lentera di tangan bayi. Namun ilmu tanpa iman, bagaikan lentera di tangan pencuri," - Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Meneladani Rasulullah SAW Lewat Jalan Bijak Mengatur Keuangan di Zaman Now

18 September 2024   07:59 Diperbarui: 18 September 2024   14:07 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menikmati pagi di Talaga Saat dengan view Gunung Gede Pangrango (dokpri)

Menjadi seorang muslim yang sejati, kurang lengkap rasanya bila kita tidak mencontoh suri tauladan hidup terbaik dari Nabi Muhammad SAW.

Nabi Muhammad SAW selayaknya harus selalu kita teladani jalan hidupnya dalam berbagai aspek kehidupan.

Tidak terkecuali masalah keuangan. Rasulullah SAW ternyata mempunyai contoh yang baik dalam mengelola keuangan.

Setidaknya, ada 5 cara mengatur keuangan ala Nabi Muhammad SAW yang bisa kita terapkan di zaman now.

1. Membuat Pos Keuangan

Pertama, Nabi Muhammad SAW memberi contoh tentang membuat peruntukkan dari setiap uang yang ada.

Pos keuangan ini tentunya bermacam-macam bahkan bisa berbeda-beda setiap orangnya.

Harta yang ada sejatinya dibagi menjadi 3 perkara, yakni sebagai berikut.

Dimakan, yakni jenis harta yang akan sirna. Termasuk di dalamnya yakni ada makanan maupun minuman.

Dipakai, yakni jenis harta yang pada akhirnya akan usang dan rusak. Contohnya yakni ada pada pakaian dan segala jenis barang yang kita pakai dan gunakan sehari-hari.

Yang ia berikan yang sebenarnya ia kumpulkan. Memiliki arti yakni sedekah. 

Dengan demikian, segala jenis harta yang kita sedekahkan, ya itulah yang hendak kita kumpulkan dan menjadi tabungan akhirat kelak.

Jadi, jangan lupa untuk membuat pos keuangan dengan bijaksana.

2. Mencatat Pengeluaran

Sebagai seorang muslim, sudah sepantasnya kita sadar dan imani betul bahwa ada akhirat setelah kita meninggal.

Di akhirat kelak, kita akan diminta pertanggung jawaban tentang 4 perkara.

Pertanggung jawaban 4 perkara ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW.

- Umur kita digunakan untuk apa saja?

- Masa muda kita digunakan untuk apa saja?

- Ilmu yang kita peroleh dimanfaatkan untuk apa saja?

- Harta yang kita dapatkan dari mana dan untuk apa saja?

(HR Ibnu Hibban dan At-Tirmidzi)

Dari hadist tersebut, kita belajar bahwa Rasulullah SAW mengajak kita untuk selalu senantiasa mencatat pengeluaran.

Karena segala yang menyangkut hidup dan kehidupan, kelak akan diminta pertanggung jawaban.

Hikmah ini sangat bisa kita terapkan juga pada keuangan kita, dengan bijak mencatatnya

3. Fokus Menabung

Nabi Muhammad SAW memberikan satu tips jitu mengatur uang lainnya yakni dengan cara kita fokus menabung.

Menyimpan uang atau menabung merupakan salah satu cara yang Rasulullah SAW anjurkan dalam mengelola uang.

Hal ini sebagaimana sabda Nabi sebagai berikut

"Simpanlah sebahagian daripada harta kamu untuk kebaikan masa depan kamu, karena itu jauh lebih baik bagimu."

(HR. Bukhari)

Jelas tersirat bahwa menyimpan sebagian harta akan menjadi kebaikan bagi kita di masa yang akan datang.

4. Menghindari Hutang

Hidup sederhana dalam pandangan Islam salah satunya adalah dengan menghindari hutang.

Tantangannya saat ini, sudah semakin mudah dan amat memudahkan untuk bisa berhutang.

Bahkan hanya dengan sekali klik melalui handphone masing-masing untuk bisa mengakses pinjaman online.

Namun, akan terlalu banyak mudharat yang datang dari pinjaman online ini maupun hutang-hutang yang lain.

Karena dengan berhutang, kita akan menderita kesulitan dalam keuangan.

Maka, hindarilah hutang dengan niat karena Allah SWT agar bisa segera dapat melunasinya.

"Jika seorang muslim memiliki utang dan Allah mengetahui bahwa dia berniat ingin melunasi utang tersebut, maka Allah akan memudahkan baginya untuk melunasi utang tersebut di dunia."

(HR. Ibnu Majah no. 2408)

5. Menghindari Sifat Boros

Allah SWT telah memberi pedan kepada kita bahwa orang yang boros itu adalah saudara setan.

Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah Al-Isra ayat 27.

"Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya."

Daripada membelanjakan harta kita secara boros, kita bisa gunakan untuk kemaslahatan umat.

Kita bisa gunakan harta kita untuk membantu mereka yang membutuhkan, dimulai dari keluarga terdekat terlebih dahulu.

Setelah itu, harta kita juga bisa disumbangkan kepada mereka yang benar-benar membutuhkan.

Dalam kerendahan hati dan kesederhanaan hidup Nabi Muhammad SAW, kita akan selalu belajar tentang makna bahagia yang sejati.

Dalam hidup dan penghidupan, kejarlah kesuksesan finansial. Akan tetapi, jangan lupakan pentingnya bersyukur dan berbagi dengan sesama.

Selamat bersuka cita di bulan Rabiul Awal, bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Dengan selalu meneladani akhlak Rasulullah SAW, semoga kita semua tanpa terkecuali menjadi umat yang selalu dirahmati dan diridhoi Allah SWT. Aamiin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun