Kondisi survival seringkali ada pada kondisi tersesat. Jadi, bagaimana kalau kita mulai tersesat?
Tersesat atau populer disebut nyasar merupakan kondisi/keadaan dimana kita kehilangan orientasi arah tujuan.
Kita pun tidak dapat menentukan posisi sebenarnya dan blank sama sekali tidak mengetahui arah tujuan tersebut.
Tersesat juga mengindikasikan adanya kesalahan mengambil lintasan atau asyik dengan pikiran sendiri.
Sehingga, kita tidak memperhatikan tanda-tanda yang ada di sekitar dengan seksama yang menyebabkan tersesat.
Lebih lanjut, bila berada di suatu ketinggian tiba-tiba mendengar suara musik, kendaraan, atau melihat lampu.
Dan seolah jaraknya dekat apalagi pada malam hari, sebenarnya kondisi tersebut jelas hanyalah tipuan.
Tipuan tersebut menimpa pendengaran dan penglihatan kita tatkala kondisi fisik dan mental sudah menurun.
Sehingga timbul keinginan dari kita untuk secepatnya menuju arah tersebut dari kejauhan.
Hingga akhirnya tanpa disadari kita sudah keluar dari jalur perjalanan seharusnya yang mengakibatkan tersesat.
Untuk mencegah terjadinya tersesat, kita harus mengembangkan apa yang disebut lillywhite (2002) sebagai "mental map" atau peta mental, dan formal map atau peta formal.
Peta Mental
Peta mental merupakan kemampuan mengembangkan bayangan/gambaran suatu wilayah dalam benak kita.
Yakni dengan mengerahkan seluruh panca indera, misalkan untuk menuju suatu tempat kita akan melalui sungai berbatu, tebing berlumut dan celah batuan serta hutan rimba.
Peta Formal
Peta formal merupakan kemampuan dalam pengaplikasian peralatan navigasi standar seperti peta, kompas, dll.
Peta mental yang didukung oleh peta formal akan sangat membantu dalam menghindari dari kondisi tersesat.
Apabila kita memang sudah merasa tersesat, pastikan kita menerapkan metode STOP.Â
S - Stop and Siting
Yakni sikap untuk berhenti dan duduklah sejenak dalam rangka untuk menenangkan hati dan pikiran.
T - Thinking
Setelah kita berhenti dan menenangkan hati serta pikiran, kita lanjutkan dengan berpikir untuk mencari jalan keluar.
O - Observe
Langkah selanjutnya, amatilah keadaan sekitar. Pengamatan lingkungan sekitar ini semua aspek menjadi perhatian penting.
Seperti jalan pendakian, arah angin dan matahari, sumber makanan dan air, serta sumber bahaya sekitar.
P - Planning
Setelah semuanya dilewati, rencanakan tindakan yang dilakukan selanjutnya agar terlewati masa krisis yang menimpa kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H