Mohon tunggu...
Edwin Gusani
Edwin Gusani Mohon Tunggu... Freelancer - Hamba, Pengelana, Football Enthusiast

"Iman tanpa ilmu bagaikan lentera di tangan bayi. Namun ilmu tanpa iman, bagaikan lentera di tangan pencuri," - Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Belajar Survival Part V, Apa Sih yang Harus Kita Lakukan Ketika Tersesat?

4 Mei 2024   22:00 Diperbarui: 4 Mei 2024   22:12 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hutan Tropis Gunung Cikuray, Garut

Kondisi survival seringkali ada pada kondisi tersesat. Jadi, bagaimana kalau kita mulai tersesat?

Tersesat atau populer disebut nyasar merupakan kondisi/keadaan dimana kita kehilangan orientasi arah tujuan.

Kita pun tidak dapat menentukan posisi sebenarnya dan blank sama sekali tidak mengetahui arah tujuan tersebut.

Tersesat juga mengindikasikan adanya kesalahan mengambil lintasan atau asyik dengan pikiran sendiri.

Sehingga, kita tidak memperhatikan tanda-tanda yang ada di sekitar dengan seksama yang menyebabkan tersesat.

Lebih lanjut, bila berada di suatu ketinggian tiba-tiba mendengar suara musik, kendaraan, atau melihat lampu.

Dan seolah jaraknya dekat apalagi pada malam hari, sebenarnya kondisi tersebut jelas hanyalah tipuan.

Tipuan tersebut menimpa pendengaran dan penglihatan kita tatkala kondisi fisik dan mental sudah menurun.

Sehingga timbul keinginan dari kita untuk secepatnya menuju arah tersebut dari kejauhan.

Hingga akhirnya tanpa disadari kita sudah keluar dari jalur perjalanan seharusnya yang mengakibatkan tersesat.

Untuk mencegah terjadinya tersesat, kita harus mengembangkan apa yang disebut lillywhite (2002) sebagai "mental map" atau peta mental, dan formal map atau peta formal.

Peta Mental

Peta mental merupakan kemampuan mengembangkan bayangan/gambaran suatu wilayah dalam benak kita.

Yakni dengan mengerahkan seluruh panca indera, misalkan untuk menuju suatu tempat kita akan melalui sungai berbatu, tebing berlumut dan celah batuan serta hutan rimba.

Peta Formal

Peta formal merupakan kemampuan dalam pengaplikasian peralatan navigasi standar seperti peta, kompas, dll.

Peta mental yang didukung oleh peta formal akan sangat membantu dalam menghindari dari kondisi tersesat.

Apabila kita memang sudah merasa tersesat, pastikan kita menerapkan metode STOP. 

S - Stop and Siting

Yakni sikap untuk berhenti dan duduklah sejenak dalam rangka untuk menenangkan hati dan pikiran.

T - Thinking

Setelah kita berhenti dan menenangkan hati serta pikiran, kita lanjutkan dengan berpikir untuk mencari jalan keluar.

O - Observe

Langkah selanjutnya, amatilah keadaan sekitar. Pengamatan lingkungan sekitar ini semua aspek menjadi perhatian penting.

Seperti jalan pendakian, arah angin dan matahari, sumber makanan dan air, serta sumber bahaya sekitar.

P - Planning

Setelah semuanya dilewati, rencanakan tindakan yang dilakukan selanjutnya agar terlewati masa krisis yang menimpa kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun