Bulan Ramadhan merupakan bulan mulia yang didalamnya segala amalan kita akan dilipatgandakan oleh Allah swt.
Bulan Ramadhan pun adalah bulan mulia yang terdapat kewajiban berpuasa bagi umat Islam di seluruh dunia.
Puasa sendiri dapat diartikan yakni menahan seluruh anggota badan untuk menghindari segala hal yang dimakruhkan bahkan dilarang.
Sejatinya puasa itu tidak hanya sekedar menahan lapar dan haus dahaga dari pagi hingga waktu maghrib menjelang.
Sebelum memulai ibadah puasa ramadhan, tentu kita harus mengetahui penerapan puasa ramadhan tersebut.
Mulai dari niat, tata cara berpuasa seperti apa, bacaan serta arti yang terkandung didalamnya.
Di dalam niat berpuasa, tidak cukup sebatas pengucapan secara lisan semata, melainkan harus sampai pada hati kita dengan sungguh.
Selain itu, diwajibkan pula menyertakan status puasa tersebut, apakah puasa wajib ataupun puasa qadha atau nazar.
Menurut Syekh Nawawi Banten, dalam kitabnya Tausyih Syarhu Fathul Qarib, niat dapat dilakukan setelah terbenamnya matahari hingga sebelum terbitnya fajar.
Adapun kebiasaan masyarakat luas kita, niat dilakukan tatkala selesai shalat tarawih berjamaah.
Cara demikian tersebut, menurut jumhur ulama dianjurkan mengulangi niat kembali pada paruh malam terakhir atau mendekati sahur.
Bacaan dan Arti Niat Puasa Ramadhan
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu sauma ghadin an'adai fardi syahri Ramadana hadzihisanati lillahita'ala.
Artinya: “Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardu di bulan Ramadan tahun ini karena Allah ta'ala.”
Demikian tata cara dan bacaan niat puasa ramadhan yang bisa kita amalkan. Semoga segala amal kita senantiasa mendapatkan ridho dari Allah swt. Aamiin. Wallahu A’lam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H