Dengan kata lain, Ibnu Athaillah memberikan tuntunan ini dalam rangka menunjukkan bukti kesungguhan bagi seorang hamba
Dimulai dari bertobatnya seseorang, zuhud, sabar, syukur, khauf, raja’, ridha, tawakal, hingga pada akhirnya sampai kepada tingkat mahabbah.
Lantas, Ibnu Athaillah pun membeberkan hakikat mahabbah bagi setiap orang yang hendak menempuh jalan tersebut.
Anugerah
“Ada sebagian orang yang Allah jadikan berkhidmat kepada-Nya dan sebagian lainnya Allah istimewakan dengan mencintai-Nya. Kepada masing-masing golongan, baik golongan ini maupun golongan itu, mendapat bantuan dari kemurahan Rabb-mu. Dan kemurahan Rabb-mu tidak dapat dihalangi.”
Lakukan segala hal yang hendak kita tahu dan kita menguasainya yang bisa mengundang anugerah Allah swt.
Karena dengan ikhtiar demikian, akan menimbulkan rasa cinta atas apa yang kita kerjakan dan cinta kepada Allah swt.
Keikhlasan
“Seorang pecinta bukanlah orang yang mengharapkan imbalan dari orang yang dicintainya, atau menuntut sesuatu dari kekasihnya itu. Tapi sejatinya, pecinta adalah orang yang bermurah hati memberi pada kekasihnya, bukan malah memperoleh sesuatu darinya.”
Selalu ridho dan ikhlas atas apapun yang hendak kita kerjakan dalam hidup dan kehidupan dunia ini.
Lillahi ta’ala, semuanya selalu diniatkan demi Allah swt. Sederhannya, bahwa cinta itu keikhlasan, menepis egonya demi yang dicintai.