Mohon tunggu...
edward t s
edward t s Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Universitas Airlangga

Saya gemar membaca

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Komunikasi Dalam Dunia Kesehatan, Hambatan, dan Solusinya

4 Desember 2024   16:55 Diperbarui: 4 Desember 2024   17:05 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Apa kabar, teman-teman? Semoga semua dalam kondisi yang menyenangkan! Pada kesempatan kali ini, mari kita bahas sesuatu yang sangat penting dalam dunia kesehatan, yaitu komunikasi. Ya, komunikasi! Mungkin terdengar sepele, namun yakinlah bahwa cara kita berbicara dan mendengarkan di rumah sakit atau klinik bisa membuat perbedaan besar bagi kesehatan.

Mengapa Komunikasi Itu Penting?

Pertama-tama, mari kita lihat mengapa komunikasi itu penting. Di Indonesia, tercatat tingginya tingkat kesalahan medis, yaitu sekitar 12% rumah sakit melaporkan masalah keselamatan pasien pada 2019. Angka ini menekankan kebutuhan mendesak bagi profesional kesehatan untuk menyampaikan informasi dengan jelas dan penuh empati, karena kualitas dari pelayanan yang diberikan berdampak besar pada kesehatan dan keselamatan pasien.

Artikel ini akan menelusuri pentingnya komunikasi yang efektif di antara para profesional kesehatan di Indonesia, hambatan yang mereka hadapi, dan strategi untuk meningkatkan kualitas komunikasi dalam pelayanan kesehatan

Pentingnya Komunikasi Efektif

  1. Meningkatkan Interaksi Pasien-Tenaga Medis. Komunikasi yang efektif itu bisa membangun kepercayaan dan hubungan antara pasien dan tenaga medis! Ketika pasien merasa didengar dan dipahami, mereka akan terdorong untuk aktif dalam perawatan mereka. 

  1. Meningkatkan Keselamatan Pasien. Komunikasi yang jelas itu penting sekali untuk memastikan keselamatan pasien. Kesalahan dalam komunikasi dapat menjerumuskan pasien pada berbagai risiko.

Hambatan terhadap Komunikasi Efektif

Meskipun berkomunikasi sangat krusial, kenyataannya, banyak sekali hambatan yang dapat menjadi penghalang dalam pelaksanaan komunikasi yang efektif dalam pelayanan kesehatan di Indonesia, antara lain: 

  1. Ketidakpercayaan Pasien. Kadangkala, pasien merasa ragu untuk memberikan informasi karena takut akan penilaian dari dokter.

  1. Perbedaan Budaya. Variasi dalam latar belakang budaya dapat menyebabkan kesalahpahaman atau salah interpretasi informasi kesehatan. Misalnya, dokter asal Jawa yang melayani pasien asal Madura, kedua belah pihak akan kesulitan untuk saling memahami.

  1. Tenaga Medis yang Kurang Berempati. Kurangnya empati dari dokter dapat menjadi hambatan yang serius. Empati tidak hanya meningkatkan kepuasan pasien, tetapi juga memperbaiki akurasi diagnosis, dan bahkan dapat mempercepat proses penyembuhan. Seringkali dokter hanya menyembuhkan penyakit tanpa memperhatikan pasien itu sendiri.

Cara Meningkatkan Kualitas Komunikasi

Untuk mengatasi hambatan ini dan meningkatkan efektivitas komunikasi, para profesional kesehatan di Indonesia dapat mengimplementasikan beberapa strategi:

  1. Gunakan Bahasa yang Sederhana. Penyedia layanan kesehatan wajib berkomunikasi dengan bahasa yang sederhana agar pasien mudah mengerti. Ketika istilah medis terpaksa digunakan, istilah tersebut harus didefinisikan dengan jelas.

  1. Jadilah Pendengar yang Aktif. Jika para petugas medis sepenuhnya terlibat dengan kondisi pasien, hal itu dapat membuat pasien merasa dihargai dan dipahami. Hal ini melibatkan tidak hanya mendengar kata-kata, tetapi juga memperhatikan isyarat nonverbal seperti bahasa tubuh.

  1. Ajak Pasien Berpartisipasi. Melibatkan pasien dalam diskusi tentang perawatan mereka untuk memupuk rasa kepemilikan atas keputusan kesehatan mereka.

  1. Pelatihan Kompetensi Budaya. Pelatihan staf mengenai kompetensi budaya dari daerah sekitar dapat mempermudah interaksi dengan pasien yang lebih beragam sehingga dapat membantu mengurangi kesalahpahaman yang timbul dari perbedaan budaya.

Kesimpulan

Komunikasi efektif adalah dasar dari pelayanan kesehatan berkualitas tinggi di Indonesia. Setiap tenaga medis harus menyadari bahwa komunikasi dalam dunia medis bukan untuk dianggap remeh. Oleh karena itu, penyedia layanan kesehatan harus memiliki strategi, seperti menggunakan bahasa sederhana, mendengarkan secara aktif, dan mendorong partisipasi pasien dapat menghasilkan interaksi yang lebih sukses antara penyedia layanan kesehatan dan pasien. 

Daftar Pustaka:

Pangastuti, E. (2024). PATIENT SAFETY CULTURE SURVEY IN THE SITI HAJAR ISLAMIC HOSPITAL. Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan, 9(1). doi:https://doi.org/10.30604/jika.v9i1.2423

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun