Mohon tunggu...
Edward Simanungkalit
Edward Simanungkalit Mohon Tunggu... -

Selama ini terus belajar menulis yang dimulai sejak tahun 1993 hingga sekarang. Belakangan belajar menulis buku dan telah berhasil menulis buku: "ORANG TOBA: Asal-usul, Jatidiri, dan Mitos Sianjur Mulamula" (2015). Aktivitas menulis ini didasari satu keyakinan bahwa "kebenaran itu memerdekakan". Ternyata belajar itu tak ada hentinya, karena belajar di Sekolah Kehidupan tak ada habis-habisnya. All Truth is God's Truth.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Benarkah Si Raja Batak Nenek-Moyang Bangso Batak dan Toba Induk Bangso Batak? (6 - Habis)

20 Januari 2016   00:23 Diperbarui: 8 Juli 2017   21:14 19025
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Penutup

Setelah terang-benderang mengenai leluhur berbagai etnis di Sumatera Utara, maka jelas bahwa Si Raja Batak adalah pendatang baru, karena  leluhur seluruh etnis di Sumatera Utara telah lebih dulu berdiam di Sumatera Utara dan memiliki keturunan. Pakpak, Karo, Simalungun, Mandailing, dan Nias lebih tua dari Si Raja Batak, sehingga Si Raja Batak bukanlah nenek-moyang Pakpak, Karo, Simalungun, Mandailing, dan Nias. Jadi, Si Raja Batak bukanlah nenek-moyang Bangso Batak. Dengan demikian, Toba juga bukan induk dari etnis Pakpak, Karo, Simalungun, dan Mandailing, karena masing-masing etnis ini sudah ada sebelum Si Raja Batak datang ke Sumatera Utara, sehingga Toba bukanlah induk Bangso Batak. Konsekwensi logisnya, maka Bangso Batak pun tidak ada. ***

 

(*) Pemerhati Sejarah Alternatif Peradaban

 

Tulisan ini terkait dengan tulisan-tulisan sebelumnya (klik saja):

ORANG TOBA: Asal-usul, Budaya, Negeri, dan DNA-nya

ORANG TOBA: Austronesia, Austroasiatik, dan Negrito

ORANG TOBA: Bukan Keturunan Si Borudeak Parujar

PUSUK BUHIT BUKAN GUNUNG LELUHUR ORANG TOBA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun