Mohon tunggu...
Edward Simanungkalit
Edward Simanungkalit Mohon Tunggu... -

Selama ini terus belajar menulis yang dimulai sejak tahun 1993 hingga sekarang. Belakangan belajar menulis buku dan telah berhasil menulis buku: "ORANG TOBA: Asal-usul, Jatidiri, dan Mitos Sianjur Mulamula" (2015). Aktivitas menulis ini didasari satu keyakinan bahwa "kebenaran itu memerdekakan". Ternyata belajar itu tak ada hentinya, karena belajar di Sekolah Kehidupan tak ada habis-habisnya. All Truth is God's Truth.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Orang Toba: Austronesia, Austroasiatik, dan Negrito

10 Desember 2015   14:29 Diperbarui: 22 Maret 2016   12:04 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berdasarkan hasil analisa yang dilakukannya, maka Mark Lipson (2014:85-86) kemukakan secara spesifik hubungan genetik Orang Toba sekaligus asal-usulnya sebagai berikut:

We selected a scaffold tree consisting of 18 populations that are approximately unadmixed relative to each other: Ami and Atayal (aboriginal Taiwanese); Miao, She, Jiamao, Lahu, Wa, Yi, and Naxi (Chinese); Hmong, Plang, H'tin, and Palaung (from Thailand); Karitiana and Suru(South Americans); Papuan (from New Guinea); and Mandenka and Yoruba (Africans). This set was designed to include a diverse geographical and linguistic sampling of Southeast Asia (in particular Thailand and southern China) along with outgroups from several other continents (Lipson et al., 2013) (see Methods). We have previously shown that MixMapper results are robust to the choice of scaffold populations (Lipson et al., 2013), and indeed our findings here were essentially unchanged when we repeated our analyses with an alternative, 15-population scaffold  and with 17 perturbed versions of the original scaffold.

Lipson menyimpulkan bahwa Orang Toba merupakan keturunan suku Ami dan suku Atayal dari  suku asli Taiwan (Austronesia), keturunan suku H’Tin dari Thailand (Austroasiatik), dan Negrito yang berkerabat dengan Papua. Percampuran antara Austroasiatik dengan Austronesia tersebut tidak terjadi di Negeri Toba, melainkan terjadi di Asia daratan di mana Ami & Atayal merupakan keturunan H’Tin (Lipson, 2015:85-90). Dengan demikian, yang bercampur di Negeri Toba hanyalah ras Mongoloid (campuran Austronesia & Austroasiatik) yang datang ke Sianjur Mula-mula dengan ras Australomelanesoid (Negrito) yang sudah lebih dulu datang ke Humbang dari Teluk Tonkin, Vietnam.


Melalui penelitian DNA, maka jelas bahwa Orang Toba berasal dari ras Mongoloid yang merupakan  penutur  bahasa Austronesia bercampur dengan  orang Negrito  dari ras  Australomelanesoid. DNAnya termasuk dalam Haplogroup O yang terdiri dari: Austronesia, Austroasiatik, dan Negrito. Orang Toba bukan dari Hindia Belakang seperti diajarkan selama ini, karena DNA-nya berbeda. Orang Toba itu juga bukan Israel yang hilang, karena DNA Orang Toba tidak sama dengan DNA Orang Israel. Akhirnya, asal-usul Orang Toba tadi berbeda sekali dengan turiturian (folklore) yang diuraikan W.M. Hutagalung dalam bukunya yang laris-manis: “PUSTAHA BATAK: Tarombo dohot Turiturian ni Bangso Batak”. *** (01062015).

Pemerhati Sejarah Alternatif Peradaban 

Tulisan ini terkait dengan tulisan sebelumnya berjudul:

ORANG TOBA: Asal-usul, Budaya, Negeri, dan DNA-nya: http://www.kompasiana.com/edwardsimanungkalit/orang-toba-asal-usul-budaya-negeri-dan-dna-nya_5667ec0663afbd9b0fd5c84d

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun