Si pria botak bersenjata gada ternyata sudah berhasil merebut bola pelangi dari tangan sipria berbadan kekar.
Tapi belum sempat dia merasa gembira sebuah tongkat besi melayang kearah ke kepalanya dengan cepat.
"Trrraaaannngggggg..." si pria bersenjata gada mengangkat senjata gadanya menangkis hantaman tongkat besi sikakek berjenggot yang tiba tiba meluncur kearah kepalanya.
Tapi tanpa diduganya, kaki sikakek dengan gerakan secepat kilat berhasil menendang perut sipria botak.
"Buuuggghhhhh...! Tendangan yang berisi tenaga dalam itu membuat sipria berkepala botak tersungkur jatuh ketanah dengan isi perut yang berantakan ditendang kakek tua bertongkat besi.
Sikakek berjenggot berusaha merebut bola pelangi dari tangan sipria botak yang sedang meringis kesakitan. Tapi belum sempat tangannya menyentuh bola..... dia merasakan hembusan angin kencang dari samping yang membuat dia menggerakkan tongkatnya untuk menangkis serangan yang datang.
Tapi tongkatnya hanya menyentuh udara kosong saja karena tiba tiba dari atas kepalanya entah darimana sekelebat bayangan telapak tangan menyentuh kepala sikakek berjenggot.
"Plaakkkk...!!!!" Telapak tangan mungil itu memukul pelan kepala sikakek berjenggot. Walau terlihat pelan tapi karena telapak tangan itu telah disalurin tenaga dalam yang kuat sebagai akibatnya sikakek sudah terjatuh diatas tanah dengan kepala pecah.
Ternyata tangan yang memukul itu milik wanita cantik berusia setengah baya yang sebelumnya hanya menonton perebutan bola itu.
Siwanita berusia setengah baya ini kemudian mendekati sipria botak bersenjata gada yang masih memegang bola pelangi dengan berkata: "Berikan bola itu kepadaku!"
Sipria botak yang mengetahui kemampuan wanita ini bukan seperti manusia biasa maka dengan sisa sisa tenaga tersisa kemudian menyerang wanita didepannya dengan senjata gada besarnya.