Menurut leluhur batak, ada tiga sumber kehangatan yang matahari, api dan Ulos. leluhur Batak yang tinggal di pegunungan daerah dengan iklim dingin sehingga membuat Ulos untuk kehangatan mereka. Ulos adalah kain tenun khas yang dalam konteks di Batak Ulos menjadi sumber kehangatan kehangatan baik secara fisik maupun. Seiring waktu, daripada hanya Kain pelindung badan, Ulos berkembang menjadi simbol berkat, kasih sayang, komunikasi dan kesatuan rakyat Batak.
Tidak hanya sebagai hasil dari kerajinan seni budaya, Ulos pun sarat dengan arti dan makna. Ulos yang dianggap keramat karena simbol pemberkatan, welas asih, kesatuan dan komunikasi simbol untuk adat Batak, Batak pepatah sesuai dengan yang berbunyi “pangihot ni holong” yang berarti pengikat kasih sayang ke sesama. Oleh karena itu, kain tenun Ulos selalu digunakan dalam setiap upacara, kegiatan dan berbagai acara di adat Batak. Misalnya, untuk perkawinan, kelahiran anak, memiliki rumah baru, hingga upacara kematian.
Adanya perubahan gaya hidup masyarakat, sehingga ulos sekarang hanya di jadikan simbol adat saja. Dibutuhkan sebuah kain yang dapat dipakai untuk keperluan apa saja bisa untuk formal ke pesta, arisan bahkan bisa dijadikan kain yang enak untuk sekadar jalan jalan ke mall. Kain ini merupakaan simbol mencintai budaya batak.
Gunawan, lahir di Jawa, merupakan seorang pengusaha kreatif. Ia berpikir untuk melakukan “reinventing the new ulos”. “The new ulos” adalah sebuah perwujuan bahan/kain jenis baru yang dapat di terima oleh siapa aja dan dimana saja. Sesuai dengan kebutuhan kita sehari-hari. Ia berpikiran untuk melakukan sebuah perpaduan budaya antara budaya Jawa dan Batak. Perpaduan budaya tersebut berupa sebuah kain batik. Kain Batik yang di buat menggunakan teknik batik Jawa tetapi menggunakan motif-motif yang berasal dari Ulos Batak.
Kota Medan merupakan kota yang kental dengan orang-orang batak. Sebagai permulaan Gunawan memiliki gagasan “Kenapa Medan tidak memiliki batik sendiri?”. Dia ingin mengembangkan ide kain yang unik ini untuk masyarakat Medan. Tapi tidak terbatas di medan saja. Kain ini juga bisa di terima oleh masyarakat manapun yang cinta akan budaya tanah air.
Setelah menyelesaikan kursus pembuatan batik di Jawa dia mulai mengumpulkan seluruh contoh motif-motif batik batak yang di gunakan oleh berbagai etnis di Sumatra Utara. Motif dari ulos ragi idup, ulos ragi hotang, ulos ragi sibolang, ulos silindung, ulos humbang, Motif Hari Hara Sundung berasal dari suku Batak Toba, Motif Pani Patunda berasal dari Batak Simalungun dan Motif Pelana Kuda berasal dari Melayu Deli.
Gunawan berkreasi menggabungkan motif dari berbagai kelompok etnis yang berbeda, dia memutuskan untuk menggunakan Batik Batak Medan sebagai nama usahanya. Kita tidak ingin hanya berfokus pada satu etnis saja. Jadi ada perpaduan untuk setiap motif-motif yang ada.
Satu contoh adalah warna Batak Toba. Seperti kita tahu, karakteristik Batak berwarna hitam, putih dan merah. Warna-warna ini akan bermakna jika dirangkai dengan tepat. Jika bentuk piramida, kemudian merah yang paling dasar. Berikutnya putih, maka hitam di bagian atas. Demikian juga ketika digunakan dalam patung atau dikenal sebagai gorga. Ornamen kecil berwarna merah, sisi putih. Sementara penampang hitam. Aturan ini memang terkesan. Namun, jika berdasarkan nilai orientasi, maka harus ada yang ada standar yang diikuti. Secara simbolis, masing-masing warna yang kita dapat menafsirkan sebagai berikut.
Pertama kita akan memahami nilai-nilai warna itu sendiri, sebelum kita kaitkan dengan makna dasar dan spiritualitas. Hitam. Secara umum, ini berarti karakter psikologi warna yang kuat, keras dan bijaksana. Dalam Fisika teoritis, spektrum warna hitam tidak memancar keluar. Dengan demikian ia menyerap energi sehingga pemakai akan tetap hangat, meskipun dalam keadaan cuaca dingin.
Sementara putih melambangkan kesucian, adalah warna netral terhadap warna lainnya. Spektrum siaran ia diterima warna lain untuk menghasilkan kombinasi harmonis. Efek warna yang dihasilkan mengandung sifat ketulusan. Karena sifat, hal ini tidak heran jika putih menjadi warna wajib untuk sejumlah profesi yang secara langsung berhubungan dengan manusia. Sebagai contoh, Palang Merah dokter, perawat, biarawati dan lain-lain.
Begitu juga dengan warna merah. Warna spektrum yang dipancarkan sangat kuat. Jadi apa adalah di sekitarnya mulai berlaku. Merah melambangkan keberanian, kekuatan bahkan angkara murka. Tidak heran merah dibuat simbol kekuasaan.
Psikologi warna benar-benar universal dan sering ditemukan dalam kelompok masyarakat tradisional. Bahkan dalam budaya melek huruf dari banyak di luar Indonesia, kita sering menemukan mengaku sama. Set yang terpisah adalah legitimasi atau sumber-sumber tertentu yang mendasari lahirnya keyakinan itu. Di masa lalu, biasanya sumber yang selalu berkaitan dengan hal-hal yang berbau rohani.
Gunawan memulai usahanya di Medan. Produksi dilakukan di rumah saja atau boleh di bilang masih tahap kelas usaha kecil menengah. Dia telah merekrut 10 orang karyawan untuk membantunya dalam membuat Batik Batak Medan. Semua telah melalui kursus pelatihan batik di Jawa. Dari rumahnya di Medan Tembung, Gunawan menghasilkan Batik Batak Medan yang di gambar dengan tangan (Batik Tulis) dan dicetak dengan stensil (Batik Cap), untuk sementara batik printing belum di buat mengingat keterbatasan modal usaha.
Dalam menjalankan usahanya sampai sekarang Gunawan bukan berarti berjalan tanpa halangan. Banyak masalah yang harus di hadapi nya khususnya kewalahan dalam memproduksi Batik Batak Medan di karenakan tingginya permintaan. Jumlah karyawan tidak sebanding dengan jumlah permintaan.
Untuk mengatasi kekurangan pembuat batik terlatih, Gunawan mengatakan bahwa ia sering melakukan pelatihan kerjasama dengan departemen perdagangan sumatra utara. Ia mencoba memberdayakan masyarakat sekitar untuk melakukan proses pembatikan baik melalui canting ataupun cap. Tetapi ia nilai kurang berhasil. Sebagai contoh dari 100 orang yang mengikuti pelatihan hanya 20 orang yang berhasil.
Permasalahan budaya merupakan akar masalah dalam mencari pembuat batik. Orang batak di nilai kurang sabar dan telaten bila dibandingkan oleh orang Jawa. Hal ini di karenakan masyarakat Jawa telah terbiasa membatik sejak dari kecil berbeda dengan orang Batak.
Etsa, seorang pekerja batik yang menggunakan canting untuk dalam proses pembuatan Batik Batak Medan. Dia mengatakan bahwa dia merasa cukup sulit untuk membuat batik di awal. Untuk proses mewarnai, aku harus menghafal bagaimana membuat ramuan khusus dari bahan kimia seperti naaptol atau merkurius. Ini baunya sangat menyengat khususnya ketika lilin meleleh. Tidak semua orang batak dapat mencium bau tersebut.
Permasalahan yang kedua adalah bagaimana mengkomparasikan harga dengan kemampuan beli konsumen supaya tetap menghasilkan laba tanpa mengorbankan kualitas batik batak. Mengingat proses pengerjannya kebanyakan masih menggunakan tangan sehingga berdampak pada biaya produksinya.
Gunawan mengatakan sebagian besar peminat batik batak adalah kalangan pria dan wanita berumur 30 tahun keatas. Menurutnya batik ini seharusnya bisa masuk di kalangan anak muda (17-25 tahun). Memang dibutuhkan kreativitas yang bagus agar dapat di terima oleh anak muda. Gunawan mencoba berkreasi dengan motif motif yang lebih berani menggabungkan motif dari batak toba dengan batak karo atau dengan batak simalungun. Penggunaan warna-warna di luar warna batak seperti warna hijau cerah, merah muda bahkan warna ungu. Sehingga anak muda bisa tampil lebih trendy dengan balutan batik batak.
“Saya melakukan reinventing batik batak dengan modifikasi komposisi motif batik batak medan” sebut Gunawan. Modifikasi- modifikasi ini menghasikan kain tenunan yang baru, sebagai kain batik batak yang lembut dan dengan warna-warna yang cantik dan indah. Ini menyesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan dunia fashion.
Alam Indonesia kaya tumbuh-tumbuhan yang dapat menghasikan pewarna alam. Tanaman salaon, itom, tom, atau indigofera misalnya, tersebar luas dan banyak jenisnya menghasilkan warna biru. Berbagai tanaman bisa menghasilkan warna cokelat, merah, kuning, oranye, ungu, merah bata, merah muda, hingga abu-abu.
Bukan tumbuhan saja, batu-batuan juga bisa menghasilkan warna alam.Gunawan menghidupkan kembali batu jala, tekstil ikat celup yang pernah ada di tanah Batak Karo dengan menggunakan warna alam. Batu jala tersebut sama dengan kain jumputan. Danau Toba tidak hanya biru langitnya. Namun, di sana tumbuh pula tanaman yang dapat menghasilkan warna indigo. Indigo dye yang dilakukan Merdi adalah teknik pewarnaan secara manual menggunakan pewarnaan alam oksidasi. Melalui fermentasi dihasilkan warna hijau kekuningan. Pencelupan berubah menjadi biru hanya dengan bantuan oksigen.
Ini merupakan peluang untuk pembuatan batik khas corak batak. Dengan kehadirannya yang baru dan hangat karena mengangkat budaya daerah, maka peminat akan produk ini akan semakin besar . Agar hasil pembuatan hingga penjualan batik , maka di perlukan adanya sebuah sistem yang bagus dengan seluruh elemen baik pemerintah, masyarakat dan pengusaha. Sehingga menjadi sebuah bisnis yang menjanjikan.
Peluang usaha batik batak medan baik berupa produksi batik batak yang masih beberapa orang saja dan masih tahap UKM merupakan sebuah peluang yang sangat besar untuk dimasukin menginat tingginya tingkat permintaan batik.
Selain itu kita juga dapat menjadi seorang reseller atas batik batak ini. Sehingga semakin banyak yang mengetahui kain batik batak ini. Syarat menjadi seorang reseller tergantung dari masing masing produsennya.
Untuk dapat melihat berbagai koleksi silakan mampir langsung ke toko onlinenya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H