Mohon tunggu...
Lyfe

Pemuda Sebagai Generasi Pelopor Kesadaran Berbangsa dan Bernegara

22 Juni 2017   10:20 Diperbarui: 22 Juni 2017   10:26 12167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PEMUDA SEBAGAI GENERASI PELOPOR KESADARAN

BERBANGSA DAN BERNEGARA

ABSTRAK

Di era globalisasi ini banyak tantangan yang kita hadapi. Dan tantangan tersebut tidak hanya menyerang kita secara pribadi namun juga menyerang negeri kita secara keseluruhan. Maka dari itu kesadaran berbangsa dan bernegara sudah selayaknya kita perbaharui karena itu merupakan satu-satunya alat untuk kita dapat menjaga negeri ini agar tetap utuh dan berdiri kokoh berjajar diantara bangsa-bangsa lain. Pembaharuan kedasaran berbangsa dan bernegara bukan hanya merupakan tanggung jawab pemerintah selaku penggerak kebijakan negara, namun justru kita warga negara selaku stake holder  yang harus berperan banyak untuk itu, khususnya kaum muda.  Jika warga negara sudah tidak memiliki kesadaran untuk itu maka sangat disayangkan, karena ini merupakan bahaya besar bagi bangsa dan negara kita sendiri. Dan akan sulit untuk membuat Indonesia tetap menjadi bangsa yang bermartabat. Mengingat pada saat ini kesadaran berbangsa dan bernegara warga Indonesia itu sendiri telah mengalami pemerosotan. Pasalnya terdesak akan kencangnya arus globalisasi yang tak terpungkiri Indonesia ikut ambil bagian didalamnya. Hal ini terbukti dengan adanya fenomena yang baru-baru ini terjadi di Indonesia yang tak lupa 'menyeret-nyeret' tekhnologi didalam permasalahannya. Yang diantaranya yaitu penyebaran berita hoaxatau berita bohong mengenai suatu permasalahan yang cenderung bersifat krusial dan sensitif untuk dibesar-besarkan. Hal inipun sempat menggegerkan negeri dan hampir membuat terpecah-belahnya persatuan dengan tidak menggubris Pancasila lagi. Yang dimana Pancasila merupakan ideologi negara yang harus dijunjung tinggi.

  • Dari penjelasan diatas, para penulis selaku generasi muda yang menyadari akan peran pentingnya dalam mempertahankan kedaulatan negeri ini. Dan senantiasa mengajak generasi muda yang lain untuk ikut ambil peran guna membantu negeri ini dalam pencarian jati dirinya. Karena pemuda merupakan lambang kekuatan dan satu-satunya alasan untuk suatu negara dapat dikatakan sebagai negara beradidaya atau tidak. Pemuda juga merupakan tombak kebesaran suatu negara. Karena pemuda memiliki inovasi, kreatifitas dan semangat yang tidak dimiliki oleh generasi lain. Untuk itu, peran penting pemuda sangat dibutuhkan sebagai pelopor kesadaran berbangsa dan bernegara demi eksistensi Indonesia dan demi kehidupan bernegara yang lebih baik sehingga Indonesia layak untuk dapat dikatakan sebagai bangsa yang bermartabat.

Kata Kunci : Pemuda, Pelopor Kesadaran, Berbangsa dan Bernegara

PENDAHULUAN

Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia pembangunan baik saat ini maupun masa datang sebagai calon generasi penerus yang akan menggantikan generasi sebelumnya. Secara internasional,WHO menyebut sebagai" young people" dengan batas usia 10-24 tahun, sedangkan usia 10-19 tahun disebut "adolescenea" atau remaja. International Youth Year yang diselenggarakan tahun 1985, mendefinisikan penduduk berusia 15-24 tahun sebagai kelompok pemuda. Definisi yang kedua, pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Pemuda menghadapi masa perubahan sosial maupun kultural. Dan mahasiswa sebagai salah satu contohnya.

Mahasiswa selalu menjadi bagian dari perjalanan sebuah bangsa. Roda sejarah demokrasi selalu menyertakan mahasiswa sebagai pelopor, penggerak, bahkan sebagai pengambil keputusan. Hal tersebut telah terjadi di berbagai negara di dunia, baik di Timur maupun di Barat.
 Pemikiran kritis, demokratis, dan konstruktif selalu lahir dari pola pikir para mahasiswa. Suara-suara mahasiswa kerap kali merepresentasikan dan mengangkat realita sosial yang terjadi di masyarakat. Sikap idealisme mendorong mahasiswa untuk memperjuangkan sebuah aspirasi pada penguasa, dengan cara mereka sendiri. Dalam hal ini, secara umum mahasiswa menyandang tiga fungsi strategis, yaitu sebagai penyampai kebenaran (agent of social control), sebagai agen perubahan (agent of change), sebagai generasi penerus masa depan (iron stock).

  • Mahasiswa dituntut untuk berperan lebih, tidak hanya bertanggung jawab sebagai kaum akademis, tetapi diluar itu wajib memikirkan dan mengembang tujuan bangsa. Dalam hal ini keterpaduan nilai-nilai moralitas dan intelektualitas sangat diperlukan demi berjalannya peran mahasiswa dalam dunia kampusnya untuk dapat menciptakan sebuah kondisi kehidupan kampus yang harmonis serta juga kehidupan diluar kampus. Dan salah satu perannya adalah sebagai pelopor kesadaran berbangsa dan bernegara.
  • Namun di era globalisasi ini banyak pemuda yang notabene adalah mahasiswa itu sendiri sering kali tidaklah sadar dengan kewajiban dan peran yang harus ia jalani sebagai pemuda yang penuh dedikasi tinggi. Tak jarang pula mahasiswa yang tidak peka terhadap fenomena yang ada disekitarnya dan banyak pula mahasiswa yang tidak ingin tahu apa saja yang terjadi di negerinya saat ini. Keadaan ini sangatlah memprihatinkan jika dibiarkan, apalagi pemuda yang disini para penulis sebut sebagai mahasiswa adalah sekelompok orang yang didoktrin adalah sebagai penggagas negeri ini.
  • Hal ini pun juga bertepatan dengan keadaan negeri yang makin terdesak dengan adanya globalisasi. Sehingga menimbulkan pertanyaan, siapa lagi yang akan menjadi penggagas lagi jika para mahasiswanya tidak tanggap dan acuh tak acuh.
  • Sehingga untuk tujuan itu, mahasiswa sendiri haruslah memiliki tekad yang kuat dan niat untuk belajar, mengembangkan diri dan melihat keluar apa yang sedang terjadi pada negerinya dan apa saja yang harus ia lakukan untuk bangsanya.

METODE PENELITIAN

Dalam penulisan jurnal ini, para penulis menggunakan metode penulisan kualitatif, dengan penelitian observasi yang dilakukan dengan cara meneliti secara langsung oleh lembaga-lembaga negara Indonesia yang bergerak di bidangnya dan disamping melihat kasus-kasus yang berkembang di masyarakat. Spesifikasi penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitis yang berusaha menggambarkan masalah mengkaji secara sistematis.

PEMBAHASAN

  • Kesadaran Berbangsa dan Bernegara di Indonesia
  • Berbangsa dan bernegara merupakan suatu konsep atau istilah yang menunjukkan seseorang individu terkait dan menjadi bagian dari suatu bangsa dan negara tertentu. Kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia mempunyai makna, bahwa individu yang hidup dan terikat dalam kaidah dan naungan di bawah Negara Kesatuan Republik Indonesia harus mempunyai sikap dan perilaku diri yang tumbuh dari kemauan diri yang dilandasi keikhlasan atau kerelaan bertindak dan berkorban demi kebaikan bangsa dan negara.
  • Era globalisasi telah memberikan banyak tantangan bagi negara Indonesia. Peran pemerintah dalam memberikan pemahaman kepada rakyat mengenai kesadaran berbangsa dan bernegara sangat diperlukan. Pemerintah ikut bertanggung jawab dalam mengemban amanat untuk memberikan penguatan kesadaran berbangsa dan bernegara. Perkembangan kesadaran berbangsa dan bernegara tidak selalu bersifat positif, karena dipengaruhi oleh faktor dalam negeri salah satunya seperti dinamika kehidupan warga negara dan dinamika kehidupan bangsa lain di berbagai belahan dunia. Faktor penyebab lainnya, yaitu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sudah dipelajari dan disalahartikan oleh generasi penerus bangsa, sehingga terjadi penyimpangan perilaku.
  • Dalam setiap kehidupan bermasyarakat, kesadaran akan berbangsa dan bernegara mempunyai arti yang sangat penting, bahkan dapat dikatakan menempati posisi sentral, artinya kesadaran akan berbangsa dan bernegara mempengaruhi berbagai aspek kehidupan lainnya. Bangsa adalah orang-orang yang memiliki kesamaan asal keturunan, adat, bahasa, sejarah, dan pemerintahan. Sedangkan berbangsa adalah manusia yang mempunyai landasan etika, bermoral, dan berakhlak mulia dalam bersikap mewujudkan makna sosial dan adil. Negara adalah suatu organisasi dari sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu dan mengakui adanya satu pemerintahan yang mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia. Sedangkan bernegara adalah manusia yang mempunyai kepentingan yang sama dan menyatakan dirinya sebagai satu bangsa serta berproses di dalam satu wilayah Nusantara dan mempunyai cita-cita yang berlandaskan niat untuk bersatu secara emosional dan rasional dalam membangun nasionalisme.
  • Peran Pemerintah dalam Meningkatkan Kesadaran Berbangsa dan Benegara

Bukan hal yang mudah bagi pemerintah untuk menjalankan kewajiban yang menjadi kewenangannya. Undang-undang merupakan dasar dimana pemerintah dapat melaksanakan apa yang telah dibebankan padanya. Merancang, menentukan dan melaksanakan merupakan kewajiban pemerintah demi mengembangkan negeri ini. Tidak hanya sampai disitu saja, pemerintah juga berkewajiban sebagai pengayom dan pemenuhan kebutuhan warganya. Pemerintah disini bertindak sebagai negara yang tidak lepas dari apa yang disebut dengan pelayanan. Dalam mengupayakan pelayanan tersebut, negara membentuk serangkaian alat yang berguna untuk mempermudah penanganan kepentingan-kepentingan yang menyangkut kenegaraan yang output nya adalah untuk kepentingan warga negara itu sendiri. diatur dalam undang-undang. Untuk mempermudah pekerjaan dengan mengotak-kotakkan kepentingan satu dengan yang lain, maka pemerintah membangun apa yang disebut dengan Lembaga Negara, Lembaga Independen yang setara dengan Lembaga Negara dan instansi lain yang menjadi penunjang wawasan kebangsaan.

Untuk itu, para penulis selaku mahasiswa yang tak lain adalah pelopor daripada kesadaran berbangsa dan bernegara itu sendiri secara langsung mendatangi beberapa alat kelengkapan negara tersebut yang diantaranya Kementerian Kesekretariatan Negara, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Komnas HAM, Mata Najwa dan lain sebagainya.

  • Kementerian Kesekretariatan Negara
  • Kementerian Kesekretariatan Negara merupakan Lembaga Negara yang secara khusus membantu presiden dalam jabatannya. Tugasnya ialah menyelenggarakan dukungan teknis dan administrasi serta analisis urusan pemerintahan di bidang kesekretariatan negara untuk membantu Presiden dan Wakil Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.
  • Dalam melaksanakan tugas tersebut.
  • Kementerian Pemuda dan Olahraga
  • Kementerian ini secara khusus membantu presiden dalam melaksanakan visi-misi nya dibidang pemuda dan olahraga. Seperti yang sudah para penulis utarakan sebelumnya, bahwa pemuda merupakan generasi pelopor negeri. Dan pemuda diharapkan bisa menjadi generasi yang berkarakter dan berintegritas. Karena pemuda merupakan penentu kehidupan negara. Lembaga ini penting, untuk menjamin semua yang berhubungan dengan kepemudaan dan keolahragaan dinegeri ini.
  • Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
  • KPK merupakan lembaga independen yang sejajar dengan lembaga negara lain. KPK diberi kewenangan khusus oleh undang-undang untuk menangani masalah korupsi di Indonesia. KPK berperan sebagai aparat penegak hukum yang bertugas sebagai 'polisi' dan 'jaksa' bagi tindak pidana korupsi. KPK juga memiliki kewenangan-kewenangan yang tidak dimiliki lembaga lain. Yang diantaranya adalah mensadap, dll.
  • Komnas HAM
  • Komnas HAM merupakan lembaga independen yang sejajar dengan lembaga negara lain. Dan Komnas HAM disini sangat dibutuhkan karena ia berperan sebagai pengawas pelaksanaan penegakan HAM di Indonesia. Sebagai obyek pengawasan yaitu negara maupun sesama warga negara. Komnas HAM sendiri menampung keluhan-keluhan berupa pelanggaran HAM berat, dan akan menindaklanjutinya.
  • Mata Najwa
  • Mata Najwa merupakan program talkshow dibawah naungan stasiun TV berita pertama di Indonesia, yaitu Metro TV. Mata Najwa sendiri saat ini merupakan Talkshow terbaik dan banyak menjadi referensi/rujukan untuk masyarakat mendapatkan informasi mengenai fenomena yang sedang hangat dibicarakan dengan mengupasnya secara lugas dan tajam dengan menghadirkan narasumber yang bersangkutan secara langsung. Talkshow yang dibawakan oleh Najwa Shihab yang tak lain merupakan Duta Baca Indonesia ini membuat pemirsanya menjadi lebih cerdas dalam menyikapi berbagai masalah negara yang sedang dihadapi. Ini yang menjadi point penting daripada tujuan penyiaran di Indonesia itu sendiri, dengan menampilkan acara yang berguna untuk kemajuan pola pikir setiap orang yang melihatnya.

Dari uraian diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa sebenarnya negara sudah berperan dalam meningkatkan kesadaran itu sendiri. Negara telah menyediakan wadah untuk kita selaku pihak yang dilayani untuk dapat bertindak sesuai yang negara inginkan. Khususnya bagi kita yang telah memiliki pemikiran kritis sebagai mahasiswa. Sudah jelas bahwa pemerintah berniat dan sungguh-sungguh dalam menjalankan kewajibannya untuk melayani warga negaranya. Melindungi dan menjamin hak setiap individu merupakan kewajiban terbesar dari negara itu sendiri.

Namun masih ada banyak warga negara yang kurang menyadari peran pemerintah yang sesungguhnya. Ada yang beranggapan bahwa pemerintah tidaklah melayani dan hanya mengumbar janji. Anggapan itu hanya dilontarkan oleh orang-orang yang kurang mengerti perannya sebagai warga negara yang baik. Dan itu berujung pada minimnya kesadaran berbangsa dan bernegara pada diri orang tersebut.

Peran Pemuda dalam Meningkatkan Kesadaran Berbangsa dan Benegara

Negara dengan penduduk yang memiliki kesadaran terhadap kehidupan bangsa dan negaranya merupakan sumber dari lahirnya ketahanan nasional yang tinggi. Bangsa yang memiliki tingkat ketahanan nasional yang tinggi akan mampu mencapai apa yang dicita-citakan, Hal itu dikarenakan bangsa tersebut dapat menanggulangi segala tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan yang dihadapainya.

Pemuda adalah individu bila dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda meupakan sumber daya menusia pembangun bangsa baik saat ini maupun masa mendatang dan pemuda harus bersiap sebagai calon generasi penerus yang akan menggantikan generasi yang kini tengah bekerja. Dalam kaitannya dalam membentuk ketahanan nasional maka pemuda perlu berperan sebagai pelopor kesadaran terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara yang menjadi sumber dari ketahanan nasional itu sendiri. Dalam menjadi pelopor terhadap kesadaran berbangsa dan bernegara pemuda harus diarahkan untuk meningkatkan kemampuan sebagai transformator dan sebagai penerus perjuangan serta cita-cita bangsa dengan menjadi pelestari Pancasila sehingga mewujudkan ketahanan nasional yang tinggi. Dengan memiliki ketahanan nasional yang tinggi, Indonesia tak lagi khawatir dengan adanya desakan globalisasi yang makin ganas setiap harinya.

Dampak dari globalisasi itu sendiri telah dirasakan Indonesia secara nyata. Tentunya ada dampak positif dan dampak negatif. Jika setiap individu cerdas dalam menyikapinya maka globalisasi justru akan menjadikan pribadinya lebih maju dan mampu membentengi dirinya dari ancaman negatif globalisasi yang bisa saja terjadi. Namun jika setiap individu tidak dapat menyikapinya dengan baik dan bahkan membabibutakan globalisasi, menganggap globalisasi sebagai perubah gaya hidup maka itu akan berakibat buruk bagi masa depannya dan tentu saja masa depan bangsanya.

Para penulis mengambilkan contoh fenomena yang baru saja terjadi di Indonesia yang salah satunya adalah dampak dari adanya globalisasi. Yaitu dengan adanya pemberitaan tentang isu hoaxyang kembali menguji keutuhan NKRI dan menggoncangkan Pancasila. Tak lagi bisa dihindari bahwasanya hal itu dapat emnjadi momok yang kurang sedap jika kita sebagai pemuda tidak dengan cerdas memiliah informasi tersebut. Adanya berita hoax atau berita bohong yang kian menjamur sekarang ini menyebabkan turunnya integritas kita sebagai pemuda penerus bangsa yang menjujung tinggi rasa kesatuan.

Sehingga pemuda yang disini adalah mahasiswa sangat membutuhkan simulasi kewarganegaraan yang dimana dalam simulasi tersebut mahasiswa mendapatkan bekal ilmu berbangsa dan bernegara seperti yang sudah para penulis utarakan diatas. Ilmu itu yang selanjutnya dikembangkan dan diaplikasikan untuk lingkungunan sehingga tujuan daripada membangun ketahanan nasional itu sendiri. Simulasi dapat berupa mengadakan dan mengikuti kegiatan-kegiatan yang membangun kesadaran pemuda seperti halnya kegiatan edutrip.Kegiatan ini merupakan tempat untuk mencari bekal sebelum pemuda dapat dikatakan sebagai pelopor kesadaran berbangsa dan bernegara yang sesungguhnya. Dan diharapkan pemuda dapat mengaplikasikan pengetahuan dan kesadaran pentingnya berbangsa dan bernegara tersebut pada kehidupan sehari-hari. Dengan bahu-membahu para penulis yakin apa yang dicita-citakan bangsa ini sejak dulu akan tercapai dengan adanya sumber daya manusia yang berjiwa layaknya pemuda yang berintegritas dan berdedikasi tinggi untuk negeri.

KESIMPULAN

Pemuda terutama mahasiswa yang memiliki posisi tertinggi diantara civitas akademik yang ada memiliki peranan penting dalam perkembangan pembangunan negara. Perannya dianggap sebagai tolok ukur bagaimana wajah suatu bangsa nantinya. Melalui pemuda kita dapat menaruh harapan tentang masa depan bangsa kita nanti, secara tidak langsung "beban" yang dipikul merupaka tanggung jawab setiap pemuda yang melekat dan tidak bisa terpisahkan dalam dirinya. Jadi sebagai generasi yang memikul tanggung jawab yang besar kita harus mampu memiliki komitmen untuk menjadi pemuda yang berkarakter dan penuh dengan rasa memiliki negeri ini untuk masa depan bangsa yang telah didamba-dambakan selama ini melalui perannya dalam masyarakat. Cerdas dalam menyikapi berbagai informasi yang ada, merupkan langkah awal yang baik, juga kita harus memiliki sifat yang tidak mudah terombang ambingkan dengan adanya gejolak era globalisasi saat ini. Karena sebenarnya tidak ada alasan apapun untuk seorang pemuda tidak mencintai negerinya.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

  • Kameo, Jefferson, dkk,  Pendidikan Kewarganegaraan. Salatiga; Fakultas Hukum UKSW, 2014.
  • Slamet, Titon, dkk, Pendidikan Hukum, Ilmu Hukum & Penelitian Hukum di Indonesia.Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 2013.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun