Melatih kemampuan bersyukur saat pandemi covid-19
Dr. Ahmad Zain Sarnoto
Tidak sedikit orang yang sudah bekerja keras, dari pagi sampai malam, banting-tulang, tetapi masih gagal, banyak juga orang yang sakit, sudah mendatangi dokter yang paling terkenal, tetapi belum juga sembuh penyakitnya, seperti mewabahnya covid-19 ini, bukankah banyak dokter yang hebat-hebat. Apa maknanya bagi kita orang yang beriman, menyikapi hal tersebut? Salah satu makna pentingnya adalah, bahwa manusia hanya bisa berusaha, dan Allah-lah yang menentukan segalanya, dengan melatih bersyukur, setidaknya kita belajar menerima ketentuan apapun dari Allah SWT.
Menurut sejumlah penelitian, kemampuan untuk bersyukur merupakan suatu hal yang positif. Salah satunya studi yang dilakukan oleh Dr. Robert A. Emmons of the University of California, Â mengungkap bahwa menumbuhkan rasa syukur dapat meningkatkan kebahagiaan, percaya diri, harapan, empati, optimisme; dan membuat hidup lebih berarti.
Bersyukur menurut Ibnul Qayyim adalah mewakili keberadaan nikmat Allah pada dirinya. Dengan melalui lisan, yaitu terdiri dari pujian dan persetujuan yang menyatakan bahwa ia telah mendapat penghargaan. Dengan melalui hati, membentuk persaksian dan kecintaan kepada Allah. Melalui anggota badan, ikut serta dan ketaatan kepada Allah ( Madarijus Salikin , 2/244)
Bagaimana  caranya melatih agar kita mampu  bersyukur,  Terlebih saat ramadhan pada masa pendemi covid-19 ini? Setidaknya ada 4 (M) langkah yang perlu kita tanamkan dalam diri,yaitu:
1. Merenungkan nikmat-nikmat Allah
Sangat banyak nikmat yang sudah Allah berikan kepada kita dalam kehidupan ini, kemampuan memahami dan merenungi nikmat-nikmat yang telah Allah berikan akan sangat membantu kita dalam upaya mendidik jiwa dan diri untuk bersyukur. Dalam Al-Qur'an banyak ayat yang menggugah hati manusia atas  nikmat dari Allah SWT, agar kita dapat mengingat dan bersyukur kepada Allah. Sebagaimana berfirman-Nya; "Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu di dalam tidak mengerti sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur." (QS. An Nahl: 78)
2. Memiliki sifat Qana'ah
Selain merenungkan berbagai nikmat Allah,langkah selanjutnya adalah memiliki sifat Qana'ah. Qanaah adalah bersikap ikhlas dan bisa menerima apa yang ada. Sikap qanaah selalu identik dengan bisa mensyukuri nikmat yang Allah berikan kepadanya. Â Qanaah menyuruh kita untuk bersabar dalam menerima ketentuan Allah SWT. sebaliknya, orang yang tidak puas dan merasa kekurangan, maka dia tidak mensyukuri. Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam mengingatkan kita dalam bersabdanya:"Jadilah orang yang wara ', maka mereka akan menjadi hamba yang paling berbakti. Jadilah orang yang qana'ah, maka akan menjadi hamba yang paling bersyukur " (HR. Ibnu Majah no. 4357, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah)
3. Memperbanyak Berdzikir kepada Allah SWT
Saat  ramadhan menyapa, maka kesempatan kita memberbanyak zikir kepada Allah, berdzikir dan beribadah kepada Allah adalah bentuk rasa syukur kita. Rasulullah SAW mencontohkan kepada kita salah satu ungkapan rasa syukur kita kepada Allah dengan berzikir, sebagaimana bersabda: "Barangsiapa pada pagi hari berdzikir: Allahumma ashbaha bii min ni'matin au biahadin min khalqika faminka wahdaka laa syariikalaka falakal hamdu wa lakasy syukru." (Ya Allah, atas nikmat yang Engkau diberikan kepada ku hari ini atau yang Engkau diberikan kepada seseorang dari-Mu, maka nikmatilah itu hanya dari-Mu dan tidak ada sekutu bagi-Mu. Semua yang disukai dan ucap syukur hanya untuk-Mu ). Maka ia telah memenuhi pertemuan dengan rasa syukur. Dan barangsiapa yang membantunya pada sore hari, ia telah memenangkan malamnya dengan rasa syukur. " (HR. Abu Daud no.5075, dihasankan oleh Syaikh Abdul Qadir Al Arnauth dalam tahqiqnya terhadap kitab Raudhatul Muhadditsin )
4. Mentaati Perintah Allah
Ramadhan sesungguhnya mengajarkan kepada kita, bagaimana meningkatkan ketaatan kepada Allah SWT, betapa tidak, dalam kurun waktu satu bulan penuh, "madrasah" ramadhan menyuguhkan kepada kita kurikulum pendidikan yang lengkap, yaitu;Â mengajarkan bagaimana bersabar, bersikap jujur, berkomitmen melaksanakan ibadah, berbagi kepada sesama dan beristighfar/introspeksi diri (QS. 3:17). Sungguh, pengakuan bersyukur kita harus dibuktikan dengan mentaati perintah Allah SWT, sebagaimana berfirman-Nya, yang artinya; "Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya" (QS. Ali Imran: 123).
Ramadhan dalam suasana penyebaran pandemi covid-19 ini, menyadarkan kita, betapa pentingnya melatih diri memiliki kemampuan bersyukur. Karena seseorang yang tidak mampu bersyukur, maka ia tidak mampu memahami hal-hal positif dalam hidupnya dan selalu berfikir yang negatif.
Mudah-mudahan ramadhan dengan puasanya saat penyebaran pandemi covid-19 ini, mampu mendidik jiwa-jiwa kita untuk memiliki kemampuan bersyukur, sehingga memiliki jiwa yang kuat, dan mampu melewati cobaan ini.
Wallahu 'alam bishowab
Bekasi, 14 Ramadhan 1441 H/ 7 Mei 2020
Penulis adalah dosen pascasarjana Institut PTIQ Jakarta dan Direktur Lembaga Kajian Islam dan Psikologi
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H