Mohon tunggu...
Ahmad Zain Sarnoto
Ahmad Zain Sarnoto Mohon Tunggu... Dosen - pemerhati pendidikan, psikologi dan agama

Dosen Program Pascasarjana Institut PTIQ Jakarta dan Direktur Lembaga Kajian Islam dan Psikologi (eLKIP)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Melatih Kesabaran Saat Pandemi Covid-19

6 Mei 2020   12:58 Diperbarui: 6 Mei 2020   13:01 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sabar adalah salah satu ciri mendasar dari orang yang bertaqwa kepada Allah SWT. Makna sabar adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Arab, dan sudah menjadi istilah dalam bahasa Indonesia. berasal dari kata "Shobaro", yang membentuk masdar menjadi "shabran". Dari segi bahasa, sabar berarti menahan dan mencegah. Sedangkan secara  istilah, sabar adalah,  menahan diri dari sifat kegundahan dan rasa emosi, kemudian menahan lisan dari keluh kesah serta menahan anggota tubuh dari perbuatan yang tidak terarah.

Dalam al-Qur'an, terdapat  banyak ayat yang membahas  tentang kesabaran. Jika ditelusuri setidaknya terdapat 103 kali disebut dalam al-Qur'an, kata dasar sabar; baik berbentuk isim maupun fi'ilnya.

Di antara perintah tentang sabar adalah firman Allah dalam Al-Qur'an: Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas. (QS. Al-Kahfi/ 18 : 28)

Perintah untuk bersabar pada ayat di atas, adalah untuk menahan diri dari keingingan 'keluar' dari komunitas orang-orang yang beriman (yang menyeru Rabnya) serta selalu mengharap keridhaan-Nya. Perintah sabar di atas sekaligus juga sebagai pencegahan dari keinginan manusia yang ingin bersama dengan orang-orang yang lalai dari mengingat Allah SWT (tidak bertangungjawab).

Jika kita maknai, ayat tersebut dalam konteks penyebaran wabah covid-19, maka, hari ini kita sedang dilatih oleh ramadhan dengan puasa pada masa pandemi, untuk terus berusaha sabar menghadapi cobaan dengan memiliki komunitas orang yang beriman (orang baik), yang mempunyai jiwa optimism, ber-positif  thinking  dan menyandarkan semua persoalan kepada Allah SWT, serta menjauhi dari orang-orang yang selalu pesimis dalam menatap kehidupan.

Wallahu 'alam bishowab

Bekasi, 13 Ramadhan 1441 H/ 6 Mei 2020

Penulis adalah dosen pascarsajana Institut PTIQ Jakarta dan Direktur Lembaga Kajian Islam dan Psikologi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun