Mohon tunggu...
Eduardus Fromotius Lebe
Eduardus Fromotius Lebe Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan Konsultan Skripsi

Menulis itu mengadministrasikan pikiran secara sistematis, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jalan Terjal Anies Baswedan Menuju RI 1

3 Juli 2022   06:30 Diperbarui: 3 Juli 2022   06:42 1164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anies Baswedan Gubernur Jakarta dan juga bakal calon presiden dari Partai Nasdem (Sumber: IDX Channel)

Mendukung Anies Baswedan dengan membeci presiden Joko Widodo menguatkan stigma politik identitas. Apalagi mereka mempersoalkan hal-hal yang berbau sara. Ini tentu tidak akan menguntungkan Anies Baswedan, justru malah meninggal stigma yang jauh lebih kuat.

Pendukung Anies Baswedan perlu belajar secara cermat jika berhadapan dengan Presiden Joko Widodo. Berkali-kali Joko Widodo diserang isu tak sedap namun tak tumbang. Apalagi hanya securut-securut kecil.

Saat ini Joko Widodo masih seorang presiden yang dikagumi oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Sepak terjangnya di pilpres 2024, masih sangat diperhitungan oleh lawan politik. Dukungan Joko Widodo akan mengubah konstelasi politik di 2024.

Para pendukung Anies Baswedan selalu kontras dengan narasa junjungannya yang mengedepankan sopan santun. Sah-sah saja para pendukungnya tidak menyukai sosok presiden Joko Widodo. Namun, menyerang presiden Joko Widodo dengan narasi kebencian justru akan merusak citra Anies Baswedan.

Walau pun tidak lagi mencalonkan diri sebagai presiden di pilpres 2024, namun suara Joko Widodo akan selalu didengar oleh para pendukung setianya. Anies Baswedan boleh saja diasosisikan oleh kelompok tertentu sebagai tokoh perlawanaan atas "kezoliman" pemerintah. Justru karena ada kelompok yang memanfaatkan ketokohan Anies Baswedan inilah yang akan "mencelakai" karir politiknya.

Kelompok yang dianggap radikal oleh mayoritas publik ini akan menjadi batu sandungan bagi Anies Baswedan. Oleh kerana kelompok-kelompok inilah Anies Baswedan menang di pilgub DKI Jakarta. Situasi pilres 2024 tentu berbeda, pergerakan tokoh-tokoh yang dianggap radikan diprediksi tidak semasif dipilgub 2017. 

Maka sangat tepat saat ini Anies Baswedan ingin melepaskan diri dari kelompok-kelompok yang dianggap radikal tesebut. Tidak heran manuver politik Anies Baswedan akhir-akhir ini ingin menjukan seolah-seolah pro terhadap minoritas dan lain sebagainya. Namun, jejak digital akan selalu ada dan membayangi Anies Baswedan sebagai tokoh yang pernah menggunakan Politik identitas. Sekian!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun