Mohon tunggu...
Eduardus Fromotius Lebe
Eduardus Fromotius Lebe Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan Konsultan Skripsi

Menulis itu mengadministrasikan pikiran secara sistematis, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pilpres 2024, Bagaimana dengan Muhaimin Iskandar dan PKB?

5 Desember 2021   08:57 Diperbarui: 21 Desember 2021   18:54 1541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Edward Tannur, SH anggota DPR RI dapil NTT 2 (sumber: detikdata.com)

Tidak hanya itu, nama Muhaimin Iskandar sering disebut dalam berbagai kasus korupsi. Nama Muhaimin Iskandar pernah disebut dalam perkara suap dengan terdakwa Mustafa, mantan bupati Lampung Tengah berlanjut di Pengadilan Negeri (PN) Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Tanjungkarang, Kamis (5/3/2021). Saksi menyebut nama Muhaimin Iskandar, selaku ketua umum PKB mendapatkan uang 40 miliar untuk meloloskan rekomendasi calon gubernur Lampung Arinal Djunaidi.

Kasus lain yang tidak kalah heboh adalah dugaan korupsi yang pernah menjerat Muhaimin Iskandar dikenal dengan istilah kardus durian. Kasus itu bergulir ketika Cak Imin masih menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi era SBY. Walaupun, Muhaimin Iskandar belum pernah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK, namun cukup mempengaruhi citra sebagai politisi yang bermasalah.

Deretan kasus ini akan terus mendapatkan sorotan dari publik bila maju sebagai calon presiden di pilpres 2024. Jika salah mengatur irama politik maka nasibnya di pilpres 2024 tidak akan mulus. Yang pasti publik menginginkan kapabilitas seorang tokoh yang mumpuni untuk melanjutkan estafet kepemimpinan Joko Widodo. Sekian!

Sumber Bacaan:

1. Survei Capres 2024: Elektabilitas Airlangga dan Muhaimin Masih Tertinggal

2. Survei Charta PKB Tiga Besar, Pengamat: Bukti Muhaimin Berhasil

3. Sidang Perkara Suap Sebut Nama Muhaimin Iskandar

4. Putri Gus Dur Sebut Muhaimin Iskandar Masih Punya Beban Masa Lalu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun