Mohon tunggu...
Eduardus Fromotius Lebe
Eduardus Fromotius Lebe Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan Konsultan Skripsi

Menulis itu mengadministrasikan pikiran secara sistematis, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Varian Omicron SARS-CoV-2 dan Nasib Pendidikan di NTT

2 Desember 2021   12:34 Diperbarui: 30 Desember 2021   19:43 692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pembelajaran online menggunakan aplikasi zoom meeting (sumber: liputan6.com)

Covid-19 sepertinya belum ada tanda-tanda untuk berakhir. Setelah varian Delta, muncul lagi varian Omicron. Varian virus yang satu ini disebut sebagai mutasi terbaru dari covid-19. Dengan demikian, masyarakat tidak boleh terlena dan tetap selalu waspada dengan menerapkan protokol kesehatan.


Masyarakat dibekali pemahaman akan covid-19 yang komperhensif. Pemahaman tentang kemungkinan akan ada mutasi varian terbaru seiring dengan perjalanan waktu. 

Selain itu, kesadaran dan ketaatan masyarakat terhadap kesehatan perlu ditingkatkan. Termasuk waspada terhadap Omicron dan ketaatan pada prokes.

Masyarakat seharusnya sudah mulai terbiasa dengan protokol kesehatan. Kebiasaan memakai masker misal, tidak boleh ditinggalkan manakala penyebaran covid-19 mulai menurun. Masyarakat seharusnya sudah berada pada habitus baru yang melek terhadap kesehatan terutama dalam kaitannya dengan covid-19.

Ilustrasi protokol kesehatan Covid-19 (sumber: its.ac.id)
Ilustrasi protokol kesehatan Covid-19 (sumber: its.ac.id)

Kurun waktu dua tahun ini masyarakat sudah bergelut dengan pandemi covid-19. Dua tahun merupakan waktu yang cukup untuk beradaptasi dan sesegera mungkin memasuki fase transisi dari pandemi menjadi endemik. Dengan demikian, covid-19 bukan lagi menjadi masalah baru bagi masyarakat. 

Mutasi varian baru covid-19 merupakan sesuatu fenomena biasa dalam berbagai tinjauan ilmu pengetahuan. Mutasi adalah perubahan struktur genetik yang dapat diwariskan. Setiap virus masuk ke dalam tubuh manusia, selalu mereplikasi diri. Pada prosesnya, bisa terjadi kesalahan sehingga menjadi berbeda dari virus awalnya. 

Setidaknya ada 10 jenis varian baru akibat mutasi covid-19 yang sebelum ini terdeteksi di berbagai negara. Penanaman varian baru covid-19 tersebut disesuaikan dengan sejumlah pertimbangan serta adanya konsultasi luas dan tinjauan dari banyak sistem penamaan potensial. Kesepuluh varian hasil mutasi covid-19 serta gejala-gejala bisa di baca pada artikel yang berjudul "Inilah 10 varian baru virus corona hasil mutasi, kenali gejala dan cara mencegahnya".

Baru-baru ini muncul varian baru hasil mutasi covid-19 yang oleh WHO dinamakan varian Omicron. Penemuan varian baru virus corona (SARS-CoV-2) di Afrika Selatan ini, memicu banyak negara mengambil langkah cepat, antara lain dengan menutup perbatasan, dengan harapan menekan penyebaran varian tersebut. Hal ini diambil untuk mencegah terjadinya penyebaran yang meluas di berbagai negara termasuk Indonesia.

Varian Omicron hasil Mutasi Covid-19

Omicron adalah varian terbaru dari virus corona penyebab Covid-19 yang baru saja diumumkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Varian Omicron pertama kali ditemukan di Afrika Selatan. Uniknya,  WHO langsung mengklasifikasikan varian Omicron ke dalam kategori variant of concern (VoC), tanpa melalui kategori variant of interest (VoI). Hal disebabkan karena VoC merupakan kategori tertinggi untuk varian virus Covid-19 terkait penularan, gejala penyakit, risiko infeksi ulang, dan efek vaksin.

Pakar epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menyebut ini adalah kali pertama varian baru Corona 'lompat kelas'. Dicky sejak lama memprediksi akan muncul varian super seperti varian Omicron B.1.1.529 yang lahir dari wilayah dengan kapasitas testing, tracing, dan treatment (3T) rendah. Hal ini disusul dengan cakupan vaksinasi belum mencapai target.

Varian dengan kode B.1.1.529 pertama kali dilaporkan ke WHO dari Afrika Selatan pada 24 November 2021. Bukti-bukti awal menunjukkan bahwa Omicron menimbulkan risiko infeksi ulang yang lebih tinggi. WHO menyebut varian baru ini telah mengalami sangat banyak mutasi, dibandingkan varian-varian lainnya.

Seorang dokter bernama Angelique Coetzee yang pertama kali melaporkan adanya gejala dari varian baru omicron di Afrika Selatan. Gejala yang tidak biasa tetapi termasuk ringan muncul pada beberapa pasien yang dirawat di kliniknya, yang berada di ibu kota Pretoria.  Para pasien muncul dengan gejala Covid-19 yang tidak masuk akal. 

Sebab, para pasien termasuk orang-orang muda dari berbagai latar belakang dan etnis datang dengan kelelahan hebat, bahkan ada seorang anak berusia enam tahun dengan denyut nadi yang sangat tinggi.

Angelique Coetzee dokter yang pertama kali melaporkan adanya varian baru Omicron (sumber: bbc.com)
Angelique Coetzee dokter yang pertama kali melaporkan adanya varian baru Omicron (sumber: bbc.com)

Sejauh ini, Angelique Coetzee mengatakan, ada sekitar 24 pasien Covid-19 yang dia tangani menunjukkan gejala tak biasa. Sebagian besar dari pasien tersebut merasa sangat lelah dan setengah dari pasien tidak vaksinasi. Hal ini dapat disimpulkan bahwa program vaksinasi dapat mencegah laju perkembangan dan penyebaran covid-19.

Bukan tidak mungkin covid-19 varian Omicron ini dapat menyebar luas termasuk ke Indonesia. Jika sampai menyebar ke Indonesia, maka pemerintah wajib menerapkan PPKM mengingat dampak varian Omicron yang lebih mengkuatirkan. Bukan tidak mungkin sektor pendidikan akan mengalami dampak yang cukup serius seperti yang pernah dialami sebelumnya.

Sektor pendidikan menjadi salah satu sektor yang paling berdampak akibat covid-19. Terutama di daerah-daerah yang sulit menerapkan pembelajaran daring (pembelajaran online). Propinsi NTT adalah satu wilayah dengan tingkat penerapan pembelajaran daring yang rendah akibat fasilitas penunjang yang tidak memadai.

Nasib Pendidikan di NTT bila kembali menerapkan pembelajaran daring

Jika pemerintah memberlakukan kembali PPKM yang memiliki implikasi pada peniadaan sekolah tatap muka, maka persis pelaksanaan pembelajaran online memasuki tahun ke tiga. Ini berarti ada siswa yang akan menamatkan SMP atau SMA dengan status pembelajaran online. Atau lebih dominan pembelajaran online ketimbang pembelajaran tatap muka.

Penulis sendiri sebenarnya tidak merasa kuatir dengan pembelajaran online, bila dilaksanakan sebagai mana mestinya. Akan tetapi tidak dengan propinsi NTT yang sama sekali tidak melaksanakan proses pembelajaran selama pandemi covid-19. Walaupun, ada banyak sekolah yang mengklaim mereka sukses melaksanakan pembelajaran online.

Kekeliruan pemahaman antara pembelajaran online dan penugasan online masih menjadi inti persoalan dalam pelaksanaan pembelajaran di NTT. Tentu kita pada titik yang sama kita akan mengatakan lebih baik penugasan online dari pada tidak sama sekali aktivitas pembelajaran. Sebab, penugasan hanya merupakan salah bagian dari proses pembelajaran. 

Ilustrasi pembelajaran online menggunakan aplikasi zoom meeting (sumber: liputan6.com)
Ilustrasi pembelajaran online menggunakan aplikasi zoom meeting (sumber: liputan6.com)

Waktu dua tahun pelaksanaan pembelajaran online sebenarnya sudah tidak ada lagi alasan bagi guru atau pemerintah daerah untuk tidak menerapkan pembelajaran online. 

Sekolah tidak bisa bertahan pada status quo pembelajaran yang tidak efektif. Sembari memberikan alasan kurangnya jaringan internet, pulsa data yang minim, elektrifikasi yang kurang memadai dan sebagainya. 

Waktu dua tahun terakhir ini memberikan kesempatan kepada guru untuk beradaptasi dengan pembelajaran online dan pihak sekola menginventarisasi potensi kendala serta langkah strategis apa yang akan diambil.

Pendidikan di NTT seperti kehilangan arah selama penerapan pembelajaran online. Pemerintah daerah sepertinya lepas tangan dengan pendidikan di NTT. Masih mengharapkan solusi dari pemerintah pusat tanpa ada solusi konkrit dari pemerintah daerah. Padahal yang lebih tahu kendala penerapan pembelajaran online adalah pemerintah daerah. 

Seharusnya, pemerintah daerah punya solusi sendiri dalam mengatasi kendala pembela online. Dengan kata lain, pemerintah daerah mengkolaborasikan dengan kebijakan pusat untuk mengatasi kendala pembelajaran online.

Jika pemerintah pusat menerapkan kembali PPKM akibat varian Omicron, proses pembelajaran online di NTT akan tetap sama. Hanya mengirimkan materi kepada siswa, siswa disuruh membaca, mengerjakan tugas lalu mengirim kembali tugas yang di kerjakan tersebut ke guru. Proses pembelajaran online hanya seputar aktivitas yang membosankan tersebut.

Belum ada tanda-tanda Pemda mengeluarkan kebijakan politik starategi dalam rangka mengatasi kendala pembelajaran online. Memberikan bantuan berupa pulsa misalnya, atau meningkatkan kualitas guru dalam proses pembelajaran online melalui pelatihan berkala. Ini penting dilakukan dalam rangka mengantisipasi pemberlakuan kembali pembelajaran online akibat penyebaran varian Omicron.

Beberapa solusi konkrit yang sekiranya dapat digunakan oleh pemerintah daerah NTT dalam mengantisipasi penerapan kembali PPKM akibat varian baru.

1. Memberikan bantuan pulsa kepada siswa dan guru

2. Memastikan jaringan listrik di berbagai pelosok NTT

3. Menerapkan pembelajaran tatap muka dengan pendekatan wilayah untuk daerah yang tidak memiliki jaringan internet. (Khusus daerah yang terisolir dengan mobilitas dari luar wilayah yang rendah)

4. Mengeluarkan kebijakan untuk menentukan batas tertinggi biaya sekolah baik swasta maupun negeri sesuai dengan kemampuan orang tua selama masa pandemi covid-19.

5. Memberikan pelatihan kepada guru mengenai pembelajaran daring. 

Sumber bacaan:

1. "Inilah 10 varian baru virus corona hasil mutasi, kenali gejala dan cara mencegahnya". kesehatan.kontan.co.id

2. Apa arti Omicron? Inilah alasan penamaan varian terbaru virus corona oleh WHO

www.google.com

3. Lompat Kelas', Varian Omicron Bisa 500 Persen Lebih Menular dari Virus Liar Wuhan

health.detik.com

4. Omicron: Hal-hal yang sejauh ini perlu diketahui tentang varian baru virus corona

www.bbc.com

5. Wajib Tahu! Ini Gejala Tak Biasa Covid-19 Varian Omicron

www.cnbcindonesia.com

6. Gejala tidak Biasa Covid Varian Omicron

republika.co.id

Oleh. Eduardus Fromotius Lebe

(Penulis, Konsultan Skripsi dan Dosen)

Mengeruda, 02 Desember 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun