Omicron adalah varian terbaru dari virus corona penyebab Covid-19 yang baru saja diumumkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Varian Omicron pertama kali ditemukan di Afrika Selatan. Uniknya, Â WHO langsung mengklasifikasikan varian Omicron ke dalam kategori variant of concern (VoC), tanpa melalui kategori variant of interest (VoI). Hal disebabkan karena VoC merupakan kategori tertinggi untuk varian virus Covid-19 terkait penularan, gejala penyakit, risiko infeksi ulang, dan efek vaksin.
Pakar epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menyebut ini adalah kali pertama varian baru Corona 'lompat kelas'. Dicky sejak lama memprediksi akan muncul varian super seperti varian Omicron B.1.1.529 yang lahir dari wilayah dengan kapasitas testing, tracing, dan treatment (3T) rendah. Hal ini disusul dengan cakupan vaksinasi belum mencapai target.
Varian dengan kode B.1.1.529 pertama kali dilaporkan ke WHO dari Afrika Selatan pada 24 November 2021. Bukti-bukti awal menunjukkan bahwa Omicron menimbulkan risiko infeksi ulang yang lebih tinggi. WHO menyebut varian baru ini telah mengalami sangat banyak mutasi, dibandingkan varian-varian lainnya.
Seorang dokter bernama Angelique Coetzee yang pertama kali melaporkan adanya gejala dari varian baru omicron di Afrika Selatan. Gejala yang tidak biasa tetapi termasuk ringan muncul pada beberapa pasien yang dirawat di kliniknya, yang berada di ibu kota Pretoria. Â Para pasien muncul dengan gejala Covid-19 yang tidak masuk akal.Â
Sebab, para pasien termasuk orang-orang muda dari berbagai latar belakang dan etnis datang dengan kelelahan hebat, bahkan ada seorang anak berusia enam tahun dengan denyut nadi yang sangat tinggi.
Sejauh ini, Angelique Coetzee mengatakan, ada sekitar 24 pasien Covid-19 yang dia tangani menunjukkan gejala tak biasa. Sebagian besar dari pasien tersebut merasa sangat lelah dan setengah dari pasien tidak vaksinasi. Hal ini dapat disimpulkan bahwa program vaksinasi dapat mencegah laju perkembangan dan penyebaran covid-19.
Bukan tidak mungkin covid-19 varian Omicron ini dapat menyebar luas termasuk ke Indonesia. Jika sampai menyebar ke Indonesia, maka pemerintah wajib menerapkan PPKM mengingat dampak varian Omicron yang lebih mengkuatirkan. Bukan tidak mungkin sektor pendidikan akan mengalami dampak yang cukup serius seperti yang pernah dialami sebelumnya.
Sektor pendidikan menjadi salah satu sektor yang paling berdampak akibat covid-19. Terutama di daerah-daerah yang sulit menerapkan pembelajaran daring (pembelajaran online). Propinsi NTT adalah satu wilayah dengan tingkat penerapan pembelajaran daring yang rendah akibat fasilitas penunjang yang tidak memadai.
Nasib Pendidikan di NTT bila kembali menerapkan pembelajaran daring
Jika pemerintah memberlakukan kembali PPKM yang memiliki implikasi pada peniadaan sekolah tatap muka, maka persis pelaksanaan pembelajaran online memasuki tahun ke tiga. Ini berarti ada siswa yang akan menamatkan SMP atau SMA dengan status pembelajaran online. Atau lebih dominan pembelajaran online ketimbang pembelajaran tatap muka.