Kita harus bicara jujur, bahwa setiap kali mahasiswa muncul dilayar kaca dan bicara, seakan kehilangan identitas mereka sebagai kaum intelektual. Bicara tanpa data, bicara tanpa fakta. Tidak bisa hanya bermodalkan suara yang lantang untuk menyampaikan pendapat atau kritikan. Yang dibutuhkan adalah isi dari setiap argumentasi yang akan disampaikan kepada pemerintah.
Masyarakat tidak butuh banyak atraksi dalam demonstrasi. wajah dicoret, badan dicat, jalanan macet akibat adanya demontrasi, bukan itu yang diinginkan. Masyarakat butuh argumentasi yang sekiranya dapat meyakinkan pemerintah bahwa kebijakan tersebut berdampak negatif terhadap masyarakat. Masyarakat sekarang sudah cerdas, sehingga tahu mana kebijakan yang pro rakyat dan tidak pro rakyat.
Sebagai dosen, tentu juga merasa heran dengan aktivis mahasiswa saat berargumentasi. Tidak menggunakan data yang valid dan sering kali menggunakan data sekunder dari beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Mahasiswa seperti kehilangan nalar berpikir sehingga dengan mudah argumentasi mereka di bantah oleh pemerintah.
Dari layar kaca masyarakat menyaksikan langsung kemampuan mahasiswa dalam berargumentasi. Memang tidak sebanding dengan perwakilan dari pemerintah yang secara akademik bergelar doktor. Yang diinginkan masyarakat bukan siapa yang menang dalam debat, namun siapa yang mampu meyakinkan masyarakat dengan data dan fakta. Kalau sekedar itu, penulis berpendapat bahwa mahasiswa juga bisa berargumentasi dengan baik.
Pembaca Kompasiana yang Budiman, kita tentunya berharap banyak bahwa aktivis mahasiswa masih memiliki taring. Tentu taring yang tajam untuk mengoyak tirani pada setiap rezim. Tanpa ada kontrol yang kuat dari civil society seperti mahasiswa maka akan lahir kepemimpinan nasional yang diktator.
Mahasiswa harus tetap belajar agar kritikan nya bisa meyakinkan masyarakat umun. Masyarakat pun demikian, tetap memberikan dukungan kepada mahasiswa agar tetap menjadi agent of social control yang baik. Mahasiswa kuat, demokrasi akan baik. Sekian.
Mengeruda, 02 November 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H