Mohon tunggu...
Eduardus Fromotius Lebe
Eduardus Fromotius Lebe Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan Konsultan Skripsi

Menulis itu mengadministrasikan pikiran secara sistematis, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mencintai Peran Guru melalui Kritikan, Salahkah?

28 Oktober 2021   08:08 Diperbarui: 28 Oktober 2021   11:34 964
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi guru | envato elements/twenty20photos

Mengembalikan Kultur Sekolah sebagai Keberhasilan Sistem

Saya berpendapat bahwa sekolah harus membangun kultur yang berkualitas. Membangun kultur berarti membangun sistem secara keseluruhan. Keberhasilan sistem mendorong visi dan misi pendidikan yang berorientasi pada kualitas pendidikan jangka panjang yang berdaya saing dan bertahan pada persaingan global.

Belajar dari pengalaman, justru sekolah yang dianggap berkualitas baik, sering kali mendapat masalah yang tak terduga. Masalah yang akibat dari ulah beberapa oknum guru. Salah satu contoh konkrit adalah kasus kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah. Yang memprihatinkan karena pelaku adalah guru itu sendiri.

Terbaru kasus kekerasan terjadi di lingkungan sekolah yang dilakukan guru terhadap siswa hingga meninggal dunia. Guru SMP Negeri Padang Panjang, Alor, NTT, berinisial SK dipecat karena diduga menganiaya muridnya berinisial MM (13) hingga tewas ( CNN Indonesia, 26/10/2021). Inilah potret buram wajah pendidikan Indonesia.

Kekerasan yang dilakukan oleh guru tidak bisa dianggap sebagai insiden biasa. Bagi penulis ini erat kaitannya dengan sistem lembaga pendidikan yang buruk.

Jika sistem dibangun secara transparan maka hal semacam ini tidak akan terjadi. Atau paling tidak mengurangi tindakan-tindakan guru yang tidak bertanggung jawab karena dikontrol secara baik.

Kualitas sekolah yang dibangun secara sistemik akan berdampak positif bagi sekolah itu sendiri. Tahan terhadap tantangan yang ada dan mudah menyesuaikan diri dengan segala bentuk kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah. Sebab, sistemnya bekerja secara maksimal karena tidak hanya mengandalkan salah satu unsur saja.

Kita mengharap guru-guru membangun relasi yang baik dengan pihak-pihak yang berkompeten di bidang pendidikan. Membangun support system untuk keberlangsungan sebuah lembaga pendidikan. Sehingga sekolah-sekolah yang ada tidak terjebak pada nama besar secara individu saja atau tidak sekedar menikmati masa-masa keemasan masa lalu. 

Sekolah-sekolah yang mengandalkan nama besar tokoh atau keberhasilan di masa lalu akan sulit bertahan dalam persaingan. Acap kali kita mendengar kasus kekerasan, pelecehan seksual terjadi di sekolah yang dikenal sebagai sekolah favorit. Hal ini terjadi karena support system tidak berjalan secara maksimal. 

Kepercayaan masyarakat yang tinggal kepada guru-guru atau sekolah karena nama besar sekolah seringkali membawa petaka. Tidak ada kontrol yang baik dari orang tua misalnya, menjadikan sekolah sebagai lembaga yang ekslusif. Akibatnya, banyak kasus yang terjadi justru datang dari sekolah yang dianggap baik.

Pembaca Kompasiana yang Budiman, kritikan kadang menyakitkan namun memiliki banyak manfaat. Seperti yang sudah diuraikan, kritikan kepada guru merupakan bentuk kecintaan kita kepada guru-guru kita. Sebab guru-guru ada garda terdepan dalam rangka menyiapkan generasi penerus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun