2. Kontekstualisasi dan penganalogian soal yang tidak cermat
Ketidakcermatan dalam menyusun soal tes sering kali dilakukan oleh para penyusun soal termasuk para guru. Kontekstualisasi soal serta penganalogian yang tidak cermat menjadikan soal seperti bahan lelucon. Tidak bermaksud merendahkan kualitas soal yang disusun namun pada kenyataannya memang demikian adanya.
Para pembaca yang budiman, pasti pernah menemukan soal-soal yang tidak logis.Â
Seperti halnya soal yang dikontekstualkan dari kehidupan nyata namun hal itu justru tidak mungkin terjadi. Kondisi semacam ini sering kali terjadi pada soal-soal fisika dan sering kali juga diabaikan oleh pembuat soal walaupun tak dapat dipungkiri soal-soal tersebut dapat dikerjakan dengan rumus yang ada.
Sebagaimana beberapa soal yang pernah saya temui yaitu: sebuah tandon rumah tangga memiliki volume 1.000.000 meter kubik.........(soal...1). Seorang anak berlari dengan kecepatan 150 meter per sekon (soal....2). Sebuah dongkrak hidrolik memiliki luas penampang besar 1.5 centi meter persegi mengangkat sebuah mobil...... (soal....3).
Sepintas beberapa soal tersebut terlihat biasa saja. Namun tidak kontekstual sehingga terkesan tidak logis. Soal pertama tidak masuk akal karena tidak mungkin ada tandan rumah tangga sebesar lapangan bola kaki. Soal kedua, sangat tidak rasional karena sangat tidak mungkin manusia berlari dengan kecepatan 150 meter per sekon. Soal tiga, tidak sesuai kenyataan karena tidak mungkin ada dongkrak hidrolik yang sekecil itu dapat mengangkat sebuah mobil.
Soal-soal itu jika dihitung pasti akan menghasilkan jawaban juga. Akan tetapi sangat tidak masuk akan bila di tinjau secara riil. Pertanyaan nya, apakah semua soal harus kontekstual?Â
Jawabannya tentu tidak. Namun jangan membalikkan nalar berpikir seseorang. Sesuatu keadaan yang nyata (ada) dan dibahasakan dalam soal harus rasional. Jika mau menganalogikan maka pedoman nya tetap rasional dan logis.
3. Kualitas bahasa soal yang menggelitik
Kebayangkan kalau siswa bingung dengan pertanyaan yang ada pada soal-soal tes. Bukan karena tidak tahu menjawab soal tersebut, namun bahasa soal yang membingungkan.Â
Siswa sering terjebak pada soal yang berbelit-belit padahal yang ditanyakan adalah hal yang sepele. Jangan sampai ada kesan jawaban gampang namun soalnya yang sulit dipahami.