Mohon tunggu...
Eduardus Fromotius Lebe
Eduardus Fromotius Lebe Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan Konsultan Skripsi

Menulis itu mengadministrasikan pikiran secara sistematis, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Literasi Digital Menyambut Era Disrupsi

20 Oktober 2021   21:28 Diperbarui: 22 Oktober 2021   13:00 1792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Era Disrupsi (sumber: shutterstock via kompas.com)

Di tengah arus teknologi dan informasi  yang kian deras, seluruh tatanan kehidupan masyarakat mengalami perubahan. Perubahan akibat perkembangan teknologi dan informasi yang kian masif. 

Selain itu,  teknologi dan informasi  mampu berpenetrasi di seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang status sosial. Akibatnya, pola kehidupan  yang lama secara perlahan mulai ditinggalkan oleh masyarakat luas.

Perubahan teknologi di bidang komunikasi, misalnya handphone telah memudahkan seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain walaupun berada di lain tempat. 

Handphone tidak lagi hanya dimiliki oleh masyarakat lapisan kelas atas melainkan juga masyarakat kelas bawah. Dari anak-anak sampai orang tua, dari petani sampai pejabat semua mengenal handphone dan juga memilikinya.

Handphone telah menggantikan peran surat yang secara praktis tidak efektif dan efisien.

Dahulu masyarakat menggunakan surat untuk berkomunikasi satu dengan yang lain. Keberadaan "sahabat pena" menjadi salah satu bukti nyata peran penting surat dalam sejarah peradaban manusia di bidang komunikasi. Handphone telah mengambil alih seluruh peran surat, walau pun tidak semuanya.

Handphone telah mengambil peran yang dominan karena secara langsung dapat berkomunikasi dua arah, dalam waktu bersaman sekali pun berada ditempat yang berbeda. 

Itulah kekuatan teknologi yang bernama handphone. Perkembangan seperti ini memaksa setiap individu harus cepat beradaptasi agar agar tidak ketinggalan zaman.

Disrupsi Teknologi Digital

Perkembangan teknologi digital memicu munculnya berbagai inovasi  dalam tatanan kehidupan manusia. Inovasi-inovasi tersebut memudahkan mobilitas serta kerja manusia. 

Namun pada sisi lain, inovasi tersebut secara langsung menggeser (meniadakan) cara dan pola lama yang tidak efektif dan efisien. 

Sehingga, untuk bertahan dan bersaingan di era digital setiap orang harus bermigrasi dari pola, metode, prinsip lama menuju pola, metode, prinsip baru yang lebih efektif dan efisien.

Di Indonesia disrupsi teknologi digital berdampak pada hampir seluruh sektor kehidupan manusia. Berikut ini uraian singkat disrupsi teknologi digital di Indonesia:

1. Bidang pendidikan

Disrupsi teknologi digital kian masif terjadi saat pelaksanaan pembelajaran online akibat pandemi covid-19. Banyak platform pembelajaran online berbasis digital bermunculan. Inovasi pembelajaran secara perlahan mengikuti perkembangan teknologi pembelajaran berbasis digital.

Guru, siswa dan orang tua dituntut untuk menyesuaikan dengan proses pembelajaran secara online. Peran guru dan siswa tidak bisa diganti oleh apa pun dalam proses pembelajaran. 

Namun media pembelajaran seiring dengan perkembangan teknologi mengalami disrupsi. Media pembelajaran interaktif berbasis digital misal telah menggeser media pembelajaran yang manual. Salah satu contoh konkrit adalah penggunaan media pembelajaran Physics Education Technology (PhET).

PhET adalah media simulasi yang dikembangkan University of Colorado yang berisi simulasi pembelajaran fisika, biologi, dan kimia. 

Media memiliki peranan yang penting dalam pembelajaran yaitu untuk memudahkan peserta didik memahami materi. 

Media PhET yang digunakan sangat efektif bila dibandingkan dengan yang lainnya. Simulasi materi pada media PhET sangat kontekstual sehingga memudahkan siswa dalam memahaminya konsep fisika dan sebagainya.

2. Bidang kesehatan

Sama halnya dengan guru, peran dokter tidak bisa digantikan dengan alat apa pun. Namun untuk memudahkan akurasi dalam mendiagnosis penyakit tertentu para dokter membutuhkan perkembangan teknologi yang mutakhir. 

Salah satu contoh rekam medik elektronik yang sudah digunakan hampir di sebagian fasilitas kesehatan di Indonesia.

Rekam Medis Elektronik (RME) merupakan teknologi pendukung yang memungkinkan memberikan pelayanan yang berkualitas dan cepat dibandingkan dengan rekam medis berbasis kertas. 

Berbagai rumah di Indonesia telah menggunakan rekam medis elektronik sebagai pengganti atau pelengkap rekam medis berbasis kertas. Seiring perkembangannya RME adalah pusat atau bisa dikatakan sebagai jantungnya informasi dalam sistem informasi rumah sakit itu sendiri.

Beberapa penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan dalam kaitannya dengan teknologi digital cukup menjanjikan. 

Salah satunya yang dilakukan oleh seorang Dosen Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang, Eka Maulana berhasil menciptakan Sistem Rekam Medis Terpadu (Simerdu) yang Berbasis IoT (Internet of Things) (Sketsanews.com, 17/12/2018). Penemuan yang cukup menjanjikan di dunia kesehatan Indonesia.

Alat ini merupakan sistem rekam medis terpadu berbasis internet dan Radio Frequency Identification (RFID) yang dapat digunakan untuk manajemen rumah sakit, klinik bahkan Puskesmas. 

Melalui tag RFID serta perangkat reader yang terhubung ke jaringan internet, maka sistem itu mampu menangani data medis dalam skala besar yang dapat dipantau melalui situs internet. Keuntungan data rekam medis pasien dapat dilacak dan dikelola dengan mudah dan tepat. 

Karena semua informasi seperti mulai dari alergi obat, perawat, dokter, bahkan riwayat kesehatan pasien sidah terhubung dengan layanan kesehatan rumah sakit.

Selain itu, di masa pandemi covid-19 jumlah pasien yang mengunjungi fasilitas kesehatan menurun. Bukan berarti pasien tidak bisa melakukan konsultasi dengan dokter dalam hal menyampaikan keluhan penyakit nya.

Salah satu aplikasi konsultasi yang sering digunakan pasien adalah Halodok yang menyediakan banyak pilihan layanan kesehatan. 

Pasien tidak harus ke tempat fasilitas kesehatan yang menjadi rujukannya. Melalui aplikasi Halodok pasien dapat berinteraksi dengan dokter sesuai dengan penyakit yang di deritanya.

Beberapa contoh tersebut menunjukkan adanya disrupsi di bidang kesehatan. Setiap inovasi yang berkembang di dunia kesehatan adalah penting sekali pun telah meniadakan peran atau metode yang lama. Ini kenyataan yang harus diterima selama memberikan efek positif bagi pasien.

3. Bidang transportasi

Bicara disrupsi teknologi digital di bidang transportasi paling menyita perhatian. 

Hal ini karena munculnya aplikasi digital di bidang transportasi secara langsung mempengaruhi penghasilan para pekerja di bidang jasa transportasi. Salah satu digitalisasi di bidang jasa transportasi adalah gojek dan grab.

Gojek dan grab telah mengubah paradigma masyarakat tentang jasa transportasi.  Bagi pekerja yang telah beranjak menuju digitalisasi tranportasi seperti gojek dan grab hal ini merupakan anugerah namun tidak bagi pekerja ojek konvensional. Alhasil, tidak sedikit yang mempersoalkan kemunculan gojek dan grab.

Aplikasi gojek  dan grab menjadi pilihan utama bagi masyarakat dalam memilih jasa transportasi. Hal ini dianggap lebih nyaman dan lebih cepat. 

Selain itu pembayaran yang dilakukan bisa dilakukan secara non tunai sehingga lebih efektif. Selain pelayanan yang lebih baik, banyak juga tawaran bonus yang diberikan melalui aplikasi gojek dan grab. Inilah salah dampak besar dari disrupsi teknologi digital di bidang transportasi.

4. Bidang keuangan dan perdagangan

Para pembaca mungkin tidak asing lagi dengan aplikasi E-banking. Hampir di setiap handphone kita memiliki aplikasi ini. Perlu diakui bahwa aplikasi ini sangat memudahkan kita saat proses transaksi keuangan. 

Tidak harus ke Bank, dengan aplikasi E-banking kita dapat melakukan pembayaran atau sekedar mentransfer uang kepada sahabat atau kerabat kita.

Perbankan Elekronik E-banking yang juga dikenal dengan istilah internet banking ini adalah kegiatan yang melakukan transaksi, pembayaran, dan transaksi lainnya melalui internet dengan website milik bank yang dilengkapi sistem keamanan. 

Kita dapat melakukan transaksi keuangan kapan dan di mana saja bila menggunakan aplikasi E-banking. Inilah keunggulan dari aplikasi E-banking yang praktis, efektif dan efisien.

Jika pembayaran bisa melalui E-banking, maka pembelian juga bisa dilakukan dengan berbasis digital. Salah satu contoh adalah munculnya toko online dan platform E-commerce. 

Sejak kemunculan toko online dan platform E-commerce, maka para pelaku industri ritel harus beralih menuju digitalisasi untuk menjual berbagai produk mereka. Jika tidak, maka tidak akan bisa bersaing dengan pengusaha ritel yang menjualkan produk nya secara online.

Seperti yang sudah diketahui bahwa belanja online saat ini menawarkan pengalaman yang jauh lebih praktis dibandingkan dengan mengunjungi toko secara langsung. 

Tawaran lain adalah bisa mendapatkan review produk dan toko secara real time, yang tidak bisa dapatkan jika mengunjungi toko fisik. 

Platform toko online dan E-commerce juga membantu menjangkau pelanggan seluruh Indonesia dan meningkatkan permintaan akan layanan jasa ekspedisi. Tentu saja ini juga bisa menggerakkan roda perekonomian Indonesia.

Literasi Digital Menyambut era Disrupsi

Menurut buku Kerangka Literasi Digital Indonesia yang dimaksud dengan literasi digital adalah kemampuan menggunakan TIK untuk menemukan, mengevaluasi, memanfaatkan, membuat, dan mengkomunikasikan informasi dengan kecakapan kognitif dan teknikal (katadata.co.id, 17/09/2021). 

Sasarannya jelas bukan hanya memahami dan menguasai akan tetapi memiliki manfaat serta dapat menghasilkan nilai-nilai yang positif. 

Menurut Yudha Pradana dalam Atribusi Kewargaan Digital dalam Literasi Digital (2018), literasi digital memiliki empat prinsip dasar, yaitu:

1. Pemahaman

Artinya masyarakat memiliki kemampuan untuk memahami informasi yang diberikan media, baik secara implisit ataupun eksplisit. Ini berarti masyarakat harus bisa mencari tahu sumber informasi apakah bisa dipercaya atau tidak. Informasi tersebut memiliki data pendukung sebagai suatu kebenaran. 

Masyarakat harus mampu menyeleksi informasi yang diterima sehingga tidak termakan hoax. Dalam hal disrupsi teknologi digital pemahaman ini digunakan sebagai filtrasi untuk memilih platform teknologi digital yang ingin digunakan. 

Sebagai contoh beberapa kasus pinjaman online yang menjerat masyarakat Indonesia. Hal ini karena masyarakat kurang paham dengan platform pinjaman online yang mereka pakai.

2. Saling ketergantungan

Artinya antara media yang satu dengan lainnya saling bergantung dan berhubungan. Media yang ada harus saling berdampingan serta melengkapi antara satu sama lain. 

Sebagai masyarakat yang melek digital pasti tahu bagaimana hubungan antara platfrom digital yang satu dengan yang lain. Misalnya platform belanja online yang juga  bergantung pada platform pembayaran online. Pembelian pada platform lazada bisa dibayar melalui platform pembayaran ovo.

3. Faktor sosial

Artinya media saling berbagi pesan atau informasi kepada masyarakat. Karena keberhasilan jangka panjang media ditentukan oleh pembagi serta penerima informasi. Dalam hal disrupsi teknologi digital peran masyarakat dalam mengontrolnya sangatlah penting.

Beberapa contoh bila ada aplikasi digital yang dianggap merugikan, masyarakat baik secara personal maupun kelompok melaporkan kepada pihak berwajib, saling memberikan informasi tentang platform teknologi digital yang baik dan layak digunakan. 

Apapapun, baik itu platform teknologi digital di bidang pendidikan maupun tranportasi harus tetap mendapatkan kontrol dari masyarakat. Agar disrupsi teknologi digital tidak membahayakan keselamatan manusia.

4. Kurasi

Artinya masyarakat memiliki kemampuan untuk mengakses, memahami serta menyimpan informasi untuk dibaca di lain hari. 

Kurasi juga termasuk kemampuan bekerja sama untuk mencari, mengumpulkan serta mengorganisasi informasi yang dinilai berguna. Termasuk dalam hal mencari platform teknologi digital yang layak untuk memperlancar urusan masyarakat.

Dengan bekerja seperti ini akan lebih efektif untuk mengetahui serta memastikan beberapa platform teknologi digital yang baik untuk digunakan. Sehingga tidak ada lagi yang menyesal setelah menggunakan platform teknologi digital. 

Oleh. Eduardus Fromotius Lebe
(Penulis, Konsultan Skripsi dan Dosen)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun