Berangkat dari pengalaman penulis, sesekali guru harus memberikan efek kejut kepada siswa yang menganggap sepele dengan proses pembelajaran di kelas. Salah satunya adalah melakukan improvisasi konseptual materi ajar yang tidak selalu menitikberatkan pada penyelesaian soal.Â
Sebab, pola yang diterapkan di lembaga belajar non formal adalah membantu siswa mengerjakan soal-soal dengan taraf kesukaran yang tinggi. Seringkali mereka melupakan konsep-konsep dasar materi tertentu.Â
Ada banyak siswa yang dengan mudah mengerjakan soal-soal latihan. Berbekal trik dan taktik yang banyak diajarkan di berbagai lembaga belajar non formal. Namun, kalau ditelaah lebih dalam mereka kehilangan banyak konsep atau bahkan terjadi banyak miskonsepsi terhadap suatu materi.
Inilah kesempatan guru kelas mengambil peran yang lebih. Masalah miskonsepsi tidak sesederhana yang dibayangkan. Jika dibiarkan maka akan melekat di memori siswa dan dianggap sebagai suatu kebenaran padahal salah.Â
Oleh karena itu, guru kelas mengambil posisi sentral dalam menjelaskan konsep-konsep materi yang diajarkan. Sehingga proses pembelajaran di kelas tidak sekedar mengerjakan soal-soal latihan. Sebab pola itu sama dengan yang dilakukan di lembaga belajar non formal.
Guru kelas tidak boleh kehilangan ekstensi hanya karena kehadiran guru privat. Dalam menjalankan tugas dan peran, keduanya adalah elemen yang saling melengkapi bukan meniadakan. Sama-sama punya kepentingan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara. Sekian.
Mengeruda, 6 Oktober 2021
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI