Mohon tunggu...
Media publish
Media publish Mohon Tunggu... Penulis - Indonesia

Berkarya lewat tulisan mu.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

MERANTAU UNTUK HIDUP

21 Maret 2022   10:14 Diperbarui: 21 Maret 2022   22:14 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merantau merupakan salah satu kalimat yang dapat diartikan, bahwa Merantau adalah perginya atau perpindahan seseorang untuk meninggalkan tempat dimana ia berasal atau dilahirkan dan ia tumbuh besar menuju suatu wilayah lain, guna menjalani kehidupan baru maupun untuk sekedar mencari pengalaman hidup atau pekerjaan.

Merantau bagi sebagian orang adalah sebuah keputusan pergi untuk pekerjaan, pergi untuk pendidikan, pergi untuk pengalaman hidup, dan sebagainya.

Akan tetapi disini, penulis sedikit tersentuh akan realita yang dialami penulis saat menyaksikan orang yang merantau dan tinggal disekelilingNya. Hal ini membuat penulis termotivasi untuk menulis tentang PERANTAU atau orang yang merantau.

Disebuah desa kecil ditengah kota yang tak disebutkan namanya, saya tinggal dan dikelilingi oleh hampir sebagian kecil orang-orang adalah perantau. Dan dari orang-orang yang merantau tersebut, saya lebih memilih menyaksikan sehari-hari kisah hidup perantau dari 2 anak remaja laki-laki yang sudah ditinggal Ibu mereka yang telah meninggal dunia dan ditinggal Ayah mereka karena telah kawin dengan wanita pilihanNya.

Lantas, dari situasi itulah kedua remaja tersebut memutuskan untuk merantau demi menyambung hidup mereka berdua. Kedua remaja tersebut merantau dan tinggal dimana saya sebagai penulis juga tinggal (tetangga).

Waktu pun berlalu, setiap harinya saya selalu sempatkan waktu menyaksikan kedua remaja perantau tersebut dan bahkan sering ngobrol bersama mereka berdua saat mereka pulang dari tempat mereka bekerja.

Dalam obrolan tersebut, kedua remaja tersebut menceritakan semua aktivitas yang mereka lakukan sehari-hari, baik di rumah maupun di tempat kerja. Sampai dimana saat larut malam yang sunyi dengan turunnya hujan serta ditemani secangkir kopi membuat mereka berhenti sejenak bercerita dan berkata "Kami merindukan rumah dan Kampung halaman yang jauh disana."

Kembali kepada kisah hidup yang kedua remaja tersebut jalani, dimana kedua remaja perantau ini berkata kepada penulis bahwa apapun janis pekerjaannya akan mereka kerjakan semata-mata hanya untuk menyambung hidup.

Waktu pun berlalu, dimana yang Adik (kedua remaja) tersebut menyampaikan kepada kakakNya untuk pulang sebentar ke kampung halaman sekedar melepaskan rindu yang hampir 10 tahun mereka tinggalkan.

Minggu pertama tak ada kabar dari sang adik, lantas sang kakak dengan sabar menunggu kabar dari sang adik, dan seminggu berselang kabar yang sangat mengejutkan datang dari sang adik di kampung halaman mereka. Namun kali ini bukanlah sang adik yang memberi kabar, akan tetapi sanak saudara di kampung yang menyampaikan kabar tentang kondisi sang adik remaja perantau tersebut.

Ternyata, kabar yang diterima membuat sang kakak terkejut dan merasa mungkin hanyalah sebuah kabar burung. Namun kenyataan pahit tersebut adalah benar bahwa sang Adik telah meninggal dunia.

Hal ini pun membuat sang kakak shok dan tak terima dengan kenyataan yang terjadi, sampai-sampai dalam tangisnya sang kakak pun menyampaikan kalimat haru yang berkata " Adik secepat inikah kau tinggalkan kakak mu seorang diri, kakak tak punya siapa lagi, semua kehidupan ini kita lalu bersama dalam susah maupun senang, adik bilang pulang ke kampung melepas rindu yang nyatanya adik pulang untuk tidak kembali lagi."

Dari persitiwa tersebut sang kakak lalu mengemasi barang-barangnya dan berpamitan untuk pulang ke kampung menyaksikan adiknya yang telah terbujur kaku dan siap untuk dimakamkan.

Sebelum adiknya meninggal, ia(adik) sempat berpesan kepada kakaknya bahwa;

 merantaulah untuk hidup, karena tidak ada orang yang akan menghidupi kita secara gratis, merantaulah dan kerjakanlah apapun itu untuk hidup karena tak ada orang yang akan menghidupi kita.

Pesan singkat yang bermakna dan mendalam bahwa Untuk tetap hidup kita harus berusaha, berjuang dan bekerja keras. Sebab NO FREE LUNCH.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun