Mohon tunggu...
EdSahal Ma'ruf
EdSahal Ma'ruf Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Meninjau Transformasi Logo UIN Alauddin Makassar dalam Perspektif DKV

31 Mei 2016   18:18 Diperbarui: 31 Mei 2016   18:24 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo Lama UIN Alauddin Makassar (Sumber: http://thegreen-hijau.blogspot.co.id/2012/09/sejarah-dan-arti-lambang-universitas_7.html)

Dalam sebuah logo, terdapat banyak tanda-tanda di dalamnya. Tanda yang digambarkan ini mengsignifikasikan bahwa ada sesuatu yang ingin disampaikan. Untuk membuat suatu objek diketahui orang lain adalah dengan memperlihatkan objek tersebut kepada subyek yang kemudian mempersepsikan objek tersebut dengan panca indera. Jika objek tersebut tidak bisa dibawa kepada subyek maka bisa disajikan melalui sebuah gambar dengan merepresentasikan objek lain yang mirip sedemikian rupa sehingga objek lain tersebut mampu hadir dan menyentuh indra-indra, objek lain ini disebut sebagai ikon (Jeanne Martinet: 1975).

Bentuk logo bulat dengan ujung yang meruncing merupakan ikon dari kubah masjid. Kubah sendiri bisa dikatakan sebagai simbol dari agama Islam. Dalam literatur sejarah sendiri, kubah sebenarnya bukan dari budaya Islam. Kubah merupakan bentuk arsitektural dari daerah mesopotamia kuno yang kemudian digunakan di dalam arsitektur barat yang populer adalah Romawi Timur (Bizantium). Seiring makin luasnya wilayah Islam, maka terjadi akulturasi di dalamnya. 

Berkaitan dengan hal ini Roland Barthes dalam teori semiotikanya (ia lebih menyebut semiologi) membagi signifikasi ke dalam dua tataran. Denotatif pada tataran pertama dan kedua adalah konotatif yang dibangun di atas sistem lain yang telah ada sebelumnya. Pada kasus ini sebagai signifier adalah kata kubah dan signified adalah objeknya. Kedua hal tersebut digabungkan akan menjadi entitas kongkrit bilamana dikonotasikan (pada tataran kedua) dengan Islam maka telah menjadi mitos. Hal ini juga terjadi pada warna hijau yang menjadi mitos sekaligus menjadi indeks dan simbol yang melambangkan kesuburan, kesejukan, dan kesungguhan. Pada logo ini memiliki bentuk-bentuk runcing yang memiliki kesan kokoh, stabil, harapan, dan kesejahteraan.

Kesimpulan

Rebrandingyang merupakan penciptaan tampilan baru untuk produk yang sudah mapan dengan tujuan untuk mendiferensiasikan produk dari dari pesaingnya. Upaya rebranding tidak hanya dilakukan pada dunia korporasi saja, suatu institusi maupun lembaga juga melakukan rebrandingguna melakukan re-positioning dalam menjawab tantangan zaman. Upaya transormasi yang dilakukan oleh UIN Alauddin Makassar dilakukan tidak hanya institusi saja melainkan juga logo yang menggambarkan dari falsafah yang dimiliki.

Daftar Pustaka

  • Martinet, Jeanne. 2010, Semiologi Kajian Teori Tanda Saussuran Antara Semiologi Komunikasi dan Semiologi Signifikasi, Yogyakarta.
  • Rustan, Surianto. 2009, Mendesain Logo, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
  • Suwardikun, Didit Widiatmoko. 2000, Merubah Citra Melalui Perubahan Logo, Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Webtografi

Catatan:

*Artikel ini ditulis pada tanggal 31 Mei 2016 guna memenuhi penilaian tugas UAS mata kuliah Tinjauan Desain, S1, Program Studi Desain Komunikasi Visual, Jurusan Desain, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun