Kini, doa lebih merupakan pernyataan deklaratif, yang bermakna ikut peduli atau pernyataan simpati. Tampaknya hanya sedikit dari mereka mengirimkan doa di timeline itu yang kemudian dalam kesendiriannya sungguh-sungguh memintanya kepada Tuhan.
Memang ini sudah menjadi budaya, tak sepenuhnya bisa disalahkan. Hanya saja, kita perlu mengingat dan merenungkan ulang hakikat ucapan dan doa. Saling memaafkan itu bagian dari anjuran agama dalam maknanya yang transendental, ketika lahir dari kesadaran dan dilakukan dengan kesungguhan. Damai dan harmoni sebagai muaranya, hanya akan tercapai ketika saling memafkan masih berada dalam hakikatnya. Selamat berlebaran! ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H