Mohon tunggu...
EDROL
EDROL Mohon Tunggu... Administrasi - Petualang Kehidupan Yang Suka Menulis dan Motret

Penulis Lepas, Fotografer Amatir, Petualang Alam Bebas, Enjiner Mesin, Praktisi Asuransi. Cita-cita: #Papi Inspiratif# web:https://edrolnapitupulu.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Serangan Fajar dan Ngawurnya Golput

12 April 2019   12:32 Diperbarui: 12 April 2019   12:46 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Efek serangan fajar -golput (wallpaper.org)

Alun-alun desa Gema Ripah terdengar riuh gemuruh dari ketika Balud masih se-lemparan batu jauhnya.  

Setibanya Balud di tepi kerumunan alun-alun desa, ramai sorakan dan teriakan.

"Lepaskan dia Pak! ...Biar kami hajar dia, bukan warga sini berani buat onar!...Dasar pembuat onar!"

Balud berusaha menerobos kerumunan orang. Setelah menembus rantai orang akhirnya bisa menghampiri petugas keamanan yang memanggilnya untuk datang, Pak Sangga. 

Pak Sangga langsung menghampiri dan menyapa,"Mas Balud ya?...Mari Mas masuk ke posko keamanan. Balud dan Pak Sangga segera masuk ke dalam posko. 

"Ini loh Mas Balud, orang ini telah melakukan kerusakan terhadap kotak suara. Mas bisa tengok ke dalam kotak suara di tengah meja itu dan melonggok ke dalamnya. Rusak parah terendam dalam kubangan noda merah dan hitam, ujar Pak Sangga."

Balud pun menghampiri kotak suara kemudian merogoh plastik dalam tas selempang coklat berukuran polio yang disandangnya, merobeknya dan mengeluarkan sarung tangan karet. Dengan sigap, Balud melekatkan sepasang sarung tangan karet putih-susu pada kedua tangannya. Diambilnya kertas suara dalam kotak itu. 

Kertas suara terendam  cairan kental berwarna merah dan hitam, rusak total. Kotak suara terbuat dari karton dupleks tahan air itu pada bagian dalamnya seperti kubangan merah hitam menenggelamkan kertas suara yang sudah kena coblos. Terlihat banyak sisa-sisa pecahan mirip kapsul obat mengapung di atas kubangan noda merah-hitam tersebut dalam karton kotak suara itu.

"Pak Sangga, kotak suara ini harus saya sita dengan bantuan pihak kepolisian untuk barang bukti dan penyelidikan lebih lanjut. Untuk saat ini, kotak suara harus disegel dan diamankan hingga dibawa nanti oleh petugas, pungkas Balud"

Suara riuh masih terdengar di luar posko keamanan. Balud segera mengontak petugas kepolisian terdekat dan melaporkan kejadian ini sekaligus minta kepolisian untuk mengamankan barang bukti dan menyelidiki peristiwa ini.

"Mas-mas  panitia, boleh diinformasikan berapa total pemilih dan yang hadir,"tanya Balud kepada Panitia Pemilihan yang berjumlah empat orang di dalam posko tersebut.

Salah seorang menjawab,"Sesuai formulir kehadiran dan data pemilih, hadir 80 orang dari total 100 orang pemilih,Pak."

"Kalau begini, pasti akan dilakukan pemilihan ulang. Harus rembuk lagi jadwalnya dengan warga agar bisa hadir semua,"ujar Balud kepada Pak Sangga dan Panitia Pemilihan berjumlah empat orang yang masih menjaga seorang terduga pelaku dalam posko keamanan.

"Ini diluar dugaan saya, memang ada laporan masuk dugaan serangan fajar sebelum pencoblosan.  Masih digali dan diselidiki oleh tim kami. Ternyata bak disambar petir di tengah hari bolong, ada rekayasa golput seperti ini!" ujar Balud sambil menutupnya dengan helaan nafas berat.

" Kok Golput Mas Balud ? sahut Pak Sangga

" Seperti Golput jadinya. Golput itu sesungguhnya muasalnya para pemilih yang hadir dan ikut mencoblos namun merusak kertas suara pada lembaran putih luar bukan pada tempat semestinya. 

Kalau yang tidak hadir atau tidak dapat memilih karena syarat administrasi seperti tidak punya kartu pengenal atau surat keterangan atau tidak terdaftar sebagai pemilih. Nah ini semuanya sama golongannya yaitu tidak partisipasi atau abstain. Bukan Golput seperti pengertian ngawur saat ini. 

Dalam pemilihan seperti ini, cuma ada dua gaungnya yaitu memilih (voting) atau tidak memilih (abstain). Contohnya, hari ini sesuai data panitia: 80 orang memilih, 20 orang abstain. Jadi tingkat partisipasi 80 %, abstain atau yang dingawurkan sebagai golput 20%, papar Balud"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun