Mohon tunggu...
EDROL
EDROL Mohon Tunggu... Administrasi - Petualang Kehidupan Yang Suka Menulis dan Motret

Penulis Lepas, Fotografer Amatir, Petualang Alam Bebas, Enjiner Mesin, Praktisi Asuransi. Cita-cita: #Papi Inspiratif# web:https://edrolnapitupulu.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Apa Sih Hebatnya Ukiran Suku Kamoro, Mimika, Papua?

13 Juli 2017   21:50 Diperbarui: 14 Juli 2017   06:50 3637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Naga Menurut Suku Kamoro adalah megalania prisca (sumber ilustrasi: www.emaze.com)

Ukiran naga memakan manusia pada papan ukir belakang patung (dok.pribadi)
Ukiran naga memakan manusia pada papan ukir belakang patung (dok.pribadi)
Naga Menurut Suku Kamoro adalah megalania prisca (sumber ilustrasi: www.emaze.com)
Naga Menurut Suku Kamoro adalah megalania prisca (sumber ilustrasi: www.emaze.com)
Konon menurut cerita naga ini kerap memangsa kangguru dan mengganas merusak hunian Kamoro bahkan melukai penduduk Kamoro sebelum akhirnya musnah dibantai oleh seorang perkasa Kamoro, titisan nenek moyang yang dikenal dengan nama Mirokoteyao. Pertunjukan kisah Mirokoteyao menggunakan topeng roh (mbii-kao) membunuh naga ini  terakhir kali diketahui digelar di desa Hiripao pada tahun 1998 (Todd S Harple, 2000). 

Secara filosofi, melalui pertunjukan ini naga menggambarkan segala sesuatu yang jahat atau negatif. Dapat dikatakan secara implisit bahwa Kamoro mau menyoratkan bahwa para penjarah/pencuri (otomo-we), Freeport dan Pemerintah bisa menjadi naga tersebut yang telah memporak-porandakan tanah sakral dan kebudayaan mereka. Menjadikan tanah ulayat mereka menjadi lubang neraka seperti artikel saya terdahulu, lihat disini.

Photo dari Copy Thesis Todd S Harple (2000)
Photo dari Copy Thesis Todd S Harple (2000)
Terbesit dalam pikiran saya, pantas tidak ada informasi apapun perihal patung ukiran maupun ukiran appan di terminal boarding bandara Timika. Makna patung dan ukiran begitu mendalam dan membekas, semacam bentuk perlawanan dari budaya suku Kamoro, Mimika sekaligus pengingat bahwa naga pada akhirnya akan punah karena bumi pada akhirnya harus mencapai keseimbangan (aopao).

Salam Aopao,

Jakarta, 13 Juli 2017

Edrol70

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun