Ukiran naga memakan manusia pada papan ukir belakang patung (dok.pribadi)
Naga Menurut Suku Kamoro adalah megalania prisca (sumber ilustrasi: www.emaze.com)
Konon menurut cerita naga ini kerap memangsa kangguru dan mengganas merusak hunian Kamoro
bahkan melukai penduduk Kamoro sebelum akhirnya musnah dibantai oleh seorang perkasa Kamoro, titisan nenek moyang yang dikenal dengan nama
Mirokoteyao. Pertunjukan kisah
Mirokoteyao menggunakan topeng roh (mbii-kao) membunuh naga ini terakhir kali diketahui digelar di desa Hiripao pada tahun 1998 (Todd S Harple, 2000).
Secara filosofi, melalui pertunjukan ini naga menggambarkan segala sesuatu yang jahat atau negatif. Dapat dikatakan secara implisit bahwa Kamoro mau menyoratkan bahwa para penjarah/pencuri (otomo-we), Freeport dan Pemerintah bisa menjadi naga tersebut yang telah memporak-porandakan tanah sakral dan kebudayaan mereka. Menjadikan tanah ulayat mereka menjadi lubang neraka seperti artikel saya terdahulu, lihat disini.
Photo dari Copy Thesis Todd S Harple (2000)
Terbesit dalam pikiran saya, pantas tidak ada informasi apapun perihal patung ukiran maupun ukiran appan di terminal boarding bandara Timika. Makna patung dan ukiran begitu mendalam dan membekas, semacam bentuk perlawanan dari budaya suku Kamoro, Mimika sekaligus pengingat bahwa naga pada akhirnya akan punah karena bumi pada akhirnya harus mencapai keseimbangan (
aopao).
Salam Aopao,
Jakarta, 13 Juli 2017
Edrol70
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Humaniora Selengkapnya