Mohon tunggu...
EDROL
EDROL Mohon Tunggu... Administrasi - Petualang Kehidupan Yang Suka Menulis dan Motret

Penulis Lepas, Fotografer Amatir, Petualang Alam Bebas, Enjiner Mesin, Praktisi Asuransi. Cita-cita: #Papi Inspiratif# web:https://edrolnapitupulu.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Reshuffle Kabinet Jokowi Menggusur Kinerja Pencitraan dan Kegaduhan Politik

27 Juli 2016   14:02 Diperbarui: 27 Juli 2016   14:31 1840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para Menteri Menduduki Posisi Baru dan Sama Sekali Baru Berfoto Dengan Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla (sumber foto: Ray Jordan, detik.com)

Presiden Joko Widodo hari ini melantik para menteri pada posisi baru dan yang sama sekali baru di Istana Negara. Tercatat ada 13 orang yang menduduki jabatan menteri baru, 10 orang wajah baru dan 3 orang wajah lama di posisi baru kementerian dan kepala badan atau wakil menteri.

Tiga Orang PimpinanKementerian/ Badan Wajah Lama

Berbicara tentang 3 (tiga) orang wajah lama adalah yakni Pak Luhut Binsar Panjaitan (mantan Menko Polhukam dan mantan Kepala Staf Presiden)  Pak Sofyan Djalil (Mantan Menko Perekonomian dan Mantan Kepala Bappenas) dan Pak Thomas Lembong (Mantan Menteri Perdagangan) sepertinya mereka bertiga bertipe kepemimpinan mengemong atau “caretaker” dimana dinyatakan berhasil menunjukkan kinerjanya di posisi sebelumnya dan menyelaraskan tugas utamanya dengan program kerja Presiden. 

Tak pelak ketiga orang menteri ini sekarang mendapat tugas untuk meng-emong di kementerian atau badan yang masih perlu diselaraskan dengan program kerja dan instruksi Presiden,yakni Kementerian Koordinator Kemaritiman kini dipimpin oleh Pak Luhut Binsar Panjaitan (menggantikan Pak Rizal Ramli), Badan Pertanahan Nasional kini dipimpin oleh Pak Sofyan Djalil (menggantikan Pak Ferry Mursidan Baldan), dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) kini dipimpin oleh Pak Thomas Lembong (menggantikan Pak Franky Sibarani, yang kini diangkat menjadi Wakil Menteri Perindustrian).

Dengan pimpinan Pak Luhut Binsar Panjaitan, secara tegas menunjukkan keseriusan Presiden Joko Widodo mempercepat pembangunan pariwisata kemaritiman khususnya yang sedang digarap yaitu Danau Toba, yang lebih faham karakter orang Batak Toba dan berpengalaman sebagai komandan lapangan yang mampu mengatasi konflik secara elegan tidak hanya kawasan perairan Danau Toba tapi juga konflik perairan di Laut China Selatan dan perbatasan perairan Australia yang rawan konflik nelayan Indonesia dan armada laut asing. Kiranya dengan pimpinan menteri koordinator yang baru, Negara Indonesia bisa mengibarkan diri jadi Negara Maritim yang disegani, selaras dengan nawacita Presiden Jokowi.

Dengan tangan dingin Pak Sofyan Djalil diharapkan oleh Presiden dapat menerapkan sistem yang efisien dan akuntibel serta transparan dalam ranah pertanahan nasional. Sebagaimana diketahui, proyek-proyek infrastruktur kerap terkendala pada pembebasan lahan masyarakat atau tanah adat. Badan Pertanahan Nasional kemungkinan besar dapat menjadi sumber informasi dan tenaga teknis menyelesaikan isu pembebasan lahan untuk kepentingan nasional atau proyek Indonesia Sentris.

Proyek infrastruktur yang marak dalam era Presiden Joko Widodo perlu dibantu dengan keringkasan dan kecepatan hal perizinan dan fleksibelitas aturan main dimana berlimpahnya investor asing mendirikan perusahaan patungan di Indonesia dan juga dana segar akibat efek tax amnesty sudah tentu akan menciptakan iklim usaha kondusif dan penanaman modal asing di Indonesia. Tentunya dengan koneksi Pak Thomas Lembong di komunitas para banker dan eksekutif ekuitas privat, pria lulusan universitas terbaik di AS, Harvard University ini mampu mendongkrak sektor ekuitas ke ranah yang membumi dan memasyarakat sehingga pertumbuhan perekonomian Indonesia menjadi signifikan manfaat positifnya.

Sepuluh Orang PimpinanKementerian/Badan Wajah Baru

Dari kalangan teknokrat atau professional yang berwajah baru dalam kementerian era Presiden Jokowi tercatat ada 5 orang dari total 10 orang menteri atau kepala badan atau wakil menteri baru, yakni:

1.    Pak Budi Karya Sumadi (mantan Direktur Utama Angkasa Pura II alias mantan anak buah era Menteri Ignasius Jonan), menggantikan boss besarnya, Pak Ignasius Jonan,Menteri Perhubungan. Portofolio kerja beliau lebih cenderung pada menggarap proyek properti di Jakarta Kemampuan beliau dalam dunia perhubungan masih belum kelihatan, sepertinya penempatan beliau untuk jawaban pemerintah dalam meredam konflik memanas kementerian dengan salah satu maskapai swasta dengan asset daninventaris pesawat terbang terbesar di Indonesia.

2.    Pak Archandra Tahar  menggantikan  Pak Sudirman Said, memimpin Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Pemikirannya dan pengalamannya dalam mengelola manajemen gas dan minyak bumi diharapkan dapat memberikan kontribusi positi fbagi pemerintah

3.    Pak Prof Muhajir menggantikan Pak Anies Baswedan, memimpin Kementerian Pendidikan Nasional.  Beliau tercatat terakhir sebagai mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang. Beliau dikenal aktif menulis artikel dan esai tentang agama,pendidikan juga sosiologi. Wawasan pengelolaan pendidikan dan sosiologi kemiliteran serta kedekatan Presiden dengan pengurus Muhammadiyah menjadi "tipping point" terpilihnya beliau menjadi menteri.

4.    Ibu Sri Mulyani Indrawati menggantikan Pak Bambang Brodjonegoro, memimpin Kementerian Keuangan. Beliau pernah menjabat juga sebagai Menteri Keuangan pada era Presiden SBY. Kini dengan tangan dinginnya dalam dunia keuangan negara setelah menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia, diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan koneksinya dengan bankir kelas dunia memuluskan proyek infrastruktur dan pendanaan program kerja Presiden Jokowi.

5.    Pak Franky Sibarani dipindahkan dari jabatan sebagai kepala BKPM menjadi Wakil Menteri Perindustrian. Beliau sarat pengalaman di dunia agribisnis jugamanajemen industri makanan dan minuman.

Lima orang wajah baru berasal dari partai pendukung pemenangan Presiden Jokowi,yakni PKB, Nasdem, dan Hanura dan partai rekonsiliasi dengan lingkaran partaipendukung, yakni PAN dan Golkar.

  1. Pak Airlangga Hartanto, politisi partai Golkar menjabat sebagai Menteri Perdagangan menggantikan Pak Saleh Husin, dari partai Hanura.
  2. PakEko Putro Sanjoyo, politisi partai PKB menjabat sebagai Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal, Desa dan Transmigrasi menggantikan rekan separtainya Pak Marwan Jafar.
  3. Pak Asman Abnur, politisi partai PAN menjabat sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi menggantikan Pak Yuddy Chrisnandi, dari partai Hanura.
  4. Pak Enggartiasto Lukita, politisi partai Nasdem menjabat sebagai Menteri Perdagangan menggantikan Pak Thomas Lembong. Beliau juga aktif dalam duniausaha perdagangan real estate dan pernah menjabat ketua REI (Real Estate Indonesia).
  5. Pak Wiranto, nama yang tidak asing yang kini masih menjabat  menjadi Ketua Umum Partai Hanura menggantikanPak Luhut Binsar Panjaitan, naik kelas dari posisi beliau yang lama yakni Pangab, kini mendapat kursi empuk dan panas yakni Menteri Koordinator Politik,Hukum dan HAM.

Semoga dengan pergantian posisi dan masuknya personil menteri baru, pelaksanaan pembangunan infrastruktur dan pertumbuhan perekonomian serta pengukuhan Negara Maritim Indonesia dapat berjalan mulus dan berhasil. Tema reshuffle kali ini lebih cenderung dalam rangka menggusur kinerja menteri yang gila kinerja pencitraan dan kerap menimbulkan kegaduhan politik antar departemen. Kiranya kementerian kedepan lebih solid dan kinerjanya nyata belaka.

Jakarta, 27 Juli 2016

Salam Hangat,

edrol 70

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun