Namun dirimu yang letih berburu. Kau tak pernah mau  mengalah. Selalu ingin jadi pemenang, penakluk dari barat.
Menjadi adidaya mengirim teka teki tentang kesepakatan, MOU, gentlement agreement.
Menjadi pongah karena engkau pengendali permainan. Hingga  akhirnya tersesat engkau oleh permaimananmu sendiri.
Keyakinan, ambisi, egomu bagaikan sepiring sup ayam yang lupa engkau panaskan. Semua sudah terlanjur dingin
Mari kita rayakan kejayaan masa lalu sayang. Saat  ombak bertamu kepantai dan laut menyaksikannya.
Semesta mencatat sejarah yang kau lupakan. Selamat pagi kekasih yang telah pergi tanpa catatan pinggir. Â
Nikmatilah angin yang semilir. Tiada badai pagi ini. Dari selingan hatimu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H