Mohon tunggu...
Edrida Pulungan
Edrida Pulungan Mohon Tunggu... Analis Kebijakan - penulis, penikmat travelling dan public speaker

Penulis lifestyle, film, sastra, ekonomi kreatif Perempuan ,Pemuda, Lingkungan dan Hubungan Luar Negeri Pendiri Lentera Pustaka Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Selingan Hati

5 Juni 2017   10:52 Diperbarui: 5 Juni 2017   11:42 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun dirimu yang letih berburu. Kau tak pernah mau  mengalah. Selalu ingin jadi pemenang, penakluk dari barat.

Menjadi adidaya mengirim teka teki tentang kesepakatan, MOU, gentlement agreement.

Menjadi pongah karena engkau pengendali permainan. Hingga  akhirnya tersesat engkau oleh permaimananmu sendiri.

Keyakinan, ambisi, egomu bagaikan sepiring sup ayam yang lupa engkau panaskan. Semua sudah terlanjur dingin

Mari kita rayakan kejayaan masa lalu sayang. Saat  ombak bertamu kepantai dan laut menyaksikannya.

Semesta mencatat sejarah yang kau lupakan. Selamat pagi kekasih yang telah pergi tanpa catatan pinggir.  

Nikmatilah angin yang semilir. Tiada badai pagi ini. Dari selingan hatimu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun